Mohon tunggu...
Diya Khoirun Nisa
Diya Khoirun Nisa Mohon Tunggu... Penulis - Enthusiast in content writing | content writer @jagatsetara | content portfolio @diyanisaa.21

Topik konten favorit : segalanya yang menarik dan bermanfaat :)

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Post Positivisme Melahirkan Metode Kualitatif untuk Penelitian

9 Juli 2024   11:41 Diperbarui: 9 Juli 2024   13:08 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : Newman dan Benz (1998);Setioko (2011);Sundaro (2022)

Filsafat Suatu Ilmu Pengetahuan

Filsafat ilmu pengetahuan selalu berkembang secara dinamis. Hal ini terjadi karena adanya 3 aspek di dalam filsafat yang mengalami perkembangan. 3 aspek filsafat ilmu yaitu ontologi, epistemologi dan axiologi. 

Ontologi adalah hakekat atau makna suatu ilmu pengetahuan itu ada. Epistemologi adalah cara untuk memperoleh suatu ilmu pengetahuan. Sementara itu, axiologi adalah fungsi atau manfaat suatu ilmu pengetahuan.

Kita ambil contoh ilmu matematika di zaman dulu lebih banyak menekankan teori. Namun, di zaman sekarang ilmu matematika diterapkan pada teknologi komunikasi dan otomotif. Melihat perubahan fungsional pada ilmu matematika  membuktikan bahwa hakekat dan cara memperolehnya juga berubah.

Bagaimanapun juga ilmu pengetahuan akan terus dikembangkan. Sejarah telah menunjukkan mengenai pemikiran-pemikiran filsafat terhadap cara pandang manusia dalam memahamai suatu fenomena. Cara pandang disebut juga paradigma.

Paradigma berpikir, Metodologi dan Pendekatan positivisme

Paradigma sering digunakan ilmuwan dalam metodologi penelitian. Metodologi mengarahkan peneliti untuk menggunakan pendekatan dalam menjawab permasalahan. Ada dua pendekatan dalam penelitian yaitu pendekatan kuantitatif atau pendekatan kualitatif.

Pendekatan kuantitatif menjangkau data-data yang terukur sehingga penarikan kesimpulan secara deduktif. Sementara itu, pendekatan kualitatif menjangkau data-data yang tidak terukur sehingga penarikan kesimpulan secara induktif.

Pada abad 16 M hingga 17 M, Nugroho (2016) menyatakan bahwa H.J Pos menegaskan sebagian besar pemikiran filsafat menggunakan paradigma positivisme. Positivisme adalah salah satu paradigma ilmu pengetahuan yang bersumber dari filsafat empirisme. Bagus (2002) mengutarakan bahwa filsafat empirisme didasari oleh pengetahuan dan pengalaman didapat dengan penggunaan indra manusia.

Bersumber dari apa yang dilihat dan diketahui oleh manusia, maka segala hasil parameter observasi ilmiah itu terukur dan dapat dinyatakan dengan angka. Hal ini tidak hanya berlaku bagi ilmu alam tetapi juga ilmu sosial. Menurut August Comte, fenomena dan perilaku sosial memiliki karakteristik sama dengan fenomena alam.Sehingga metode penelitian ilmu alam dapat dipakai juga di penelitian ilmu sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun