Mohon tunggu...
Didit Putra
Didit Putra Mohon Tunggu... Editor - Komunikasi, Jurnalisme, Media sosial dan teknologi. Eks jurnalis yang sekarang belajar sebagai PR-guy.

Mantan jurnalis untuk Harian Kompas setelah bertugas hampir 15 tahun, beralih ke dunia korporasi dengan dua tahun di Xiaomi Indonesia dan saat ini sedang berkarya di Erajaya Group sebagai Corporate Communications Manager. Akan banyak menulis soal pengalaman yang sudah dikumpulkan selama ini, baik terkait jurnalisme, media sosial, teknologi dan sekitarnya. Bisa disapa di Twitter lewat akun @eldidito atau e-mail ke eldidito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Jangan Terbawa Emosi, Persib!

20 Januari 2011   16:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:21 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Hal berikutnya mengenai sponsor. Marak dalam beberapa hari ini, Djarum menggugat PSSI karena pelaksanaan LSI yang berantakan. Tiga klub cabut di tengah jalan (Persibo Bojonegoro, PSM Makassar, dan Persema Malang), membuat Djarum sebagai sang sponsor kebakaran jenggot. Perubahan dalam kompetisi sekecil apapun tentulah tidak membuat para pemasang sponsor bahagia.

Hal serupa juga terjadi untuk Persib. Saat ini Persib terikat kontrak dengan Honda, produsen telepon seluler lokal, serta jaringan minimarket (dan beberapa usaha lainnya). Bila Persib ingin hengkang ke LPI, apakah seiya sekata dengan para pemasang sponsor? bisa jadi mereka memiliki perhitungan bisnis lain dan memperoleh kesimpulan: "ini investasi yang berbahaya!"

Bertahan

Dengan berbagai faktor tersebut, kiranya keputusan untuk berpindah kompetisi harus disikapi secara arif dan dipikirkan secara matang. Persib memiliki porsi dominan dalam keberlangsungan LSI dan sudah waktunya Persib menjadi motor penggerak untuk perubahan dalam LSI.

HOW? mumpung Kongres PSSI di Bali dimulai Jumat (21/1) besok, inilah kesempatan paling berharga untuk memaksa PSSI untuk lebih serius dalam menangani kompetisinya. Mulai dari penjadwalan yang lebih manusiawi, pengaturan skema keuntungan dari PSSI ke klub dari hak siar maupun sponsor.

Wasit juga harus menjadi pokok penting. Hingga kini ternyata PSSI tidak memiliki asosiasi wasit, padahal perannya sangat vital. Dengan sebuah asosiasi, wasit bisa terlindungi karena memiliki semacam perserikatan. Dengan kekuatan tersebut, wasit juga bisa menuntut perbaikan kesejahteraan hingga dituntut untuk menegakkan etika dalam memimpin pertandingan. Mungkin masih ingat kasus Fiator Ambarita yang "kabarnya" dicabut lisensinya oleh PSSI karena memimpin Laga Pramusim LPI? Hingga kini ternyata dia belum pernah menerima surat keputusan tersebut tapi nasibnya sudah diambangkan PSSI, dia tidak dipanggil untuk musim 2010/2011. Dia pun tidak bisa berjuang karena dia hanya sendirian, tidak ada wadah yang membantunya.

Akhir kata, kekalahan atas Persisam harus menjadi momen berharga bagi Persib untuk tampil di garda depan untuk perbaikan PSSI. Keberadaan LPI bukan dimaksudkan untuk menghilangkan LSI. LSI harus ada dan berdampingan dengan LPI agar saling menjadi penyeimbang. Anggap saja LSI hilang dan hanya ada LPI, tidak ada jaminan kompetisi kembali rusak oleh segelintir oknum.

Jadi, jangan terbawa emosi, Persib!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun