Mohon tunggu...
Didit Fadilah
Didit Fadilah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis awam

Penggemar minuman bernama teh

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Gerobak Corina yang Sepatutnya Dikunjungi

2 Desember 2021   12:07 Diperbarui: 2 Desember 2021   12:15 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di daerah Jajag---yang mahsyur dikenal dengan Jajagkarta---Banyuwangi, ada tempat yang terlampau nyaman untuk tidak dikunjungi. Letak pastinya tempat ini ada di depan stadion Jajag. Berada tepat di persimpangan jalan permukiman yang tampak tenang, tempat ini mengambil perhatian secara mudah. 

Di sudut jalan, tempat ini berdiri sederhana dengan banyak dikelilingi daun-daun berwarna hijau yang menenangkan. Di depan, ada plang melingkar yang menuliskan nama tempat ini.  Nama yang terpampang di plang berwarna putih itu tertulis: Corina Coffee.

Sudah mulai berjualan sejak 2016, Corina pada awalnya bukanlah seperti yang sekarang ini menurut Faris, pemilik gerobak Corina. Mulanya, Corina adalah warung yang berjualan beberapa makanan berat dengan minuman kopi sachet. Tapi, Faris merasa tempat itu perlu dikembangkan lagi karena ada saja pembeli yang datang. 

Dari situ, menu yang ada di Corina kemudian berkembang seperti sekarang: kopi yang tentu tidak lagi sekadar kopi sachet dan pastinya minuman hasil racikan Faris, sebagai mixologis, yang berupa mocktail.

Di luar menu minuman berbahan dasar kopi, Corina saat ini memiliki sekitar 10 menu mixologi-mocktail yang semuanya seharusnya dicoba sebab memang begitu cara menikmati satu tempat yang amat layak dikunjungi ini. Minuman-minuman itu memiliki cita rasa yang kompleks untuk dirasakan.

Sumber: Didit Fadilah
Sumber: Didit Fadilah

Salah dua minuman yang menarik adalah menu dengan nama Red Dolphin dan Cooling Cucumber yang menawarkan rasa baru sebagai suatu minuman. 

Hal yang bisa dipastikan dari kedua minuman itu adalah rasanya amat menggugah. Meski terkesan bahannya mudah ditebak, berdasarkan namanya, nyatanya, dua minuman itu tak dapat diterka isinya. Ini adalah sensasi lain yang menyenangkan.

Tidak adanya keterangan bahan dasar di kertas menu sebenarnya menarik karena membuat pembelinya coba menerka-nerka rasa apa saja yang terdapat dalam minuman yang dipesan. 

Di lain sisi, hal itu juga menjadi satu cara agar pembeli mau berinteraksi kepada Faris sebagai peracik minuman Corina. Karena kemudian, dari mendengar penjabaran singkat tentang minuman yang ditanyakan, hal yang pasti dirasakan adalah keinginan untuk mencobanya.

Sumber: Didit Fadilah
Sumber: Didit Fadilah

Selain minuman, Corina juga menyediakan makanan. Ada makanan berat dan banyak makanan ringan. Keduanya bisa dipesan sesuai keinginan ketika di sana. Jika ingin menikmati minuman dengan menghabiskan waktu yang lama, makanan ringan seperti tahu walik atau mungkin pempek bisa menjadi teman yang pas. 

Atau, makanan berat seperti lalapan ayam bisa juga dipesan saat ingin singgah sebentar untuk menambah tenaga. Memesan kedua-duanya juga hal yang lumrah. 

Tapi sebagai informasi, rasa makanan di Corina tidak akan mengecewakan karena dibuat sendiri secara homemade sehingga kualitas rasanya terjaga.

Makanan dan minuman Corina selayaknya dicoba. Lain dari itu, Corina sebagai tempat yang nyaman untuk berbincang memanglah harus dikunjungi. Kenyamanan ini tidak hanya ucapan kosong belaka. Corina sebagai kesatuan---tempat, suasana, makanan, minuman, dan pemiliknya---adalah hal yang membangun kenyamanan itu. 

Sosok hangat Faris sebagai pemilik bisa jadi satu kunci Corina begitu nyaman dikunjungi. Bagaimana tidak, untuk seseorang yang mencantumkan nama istrinya sebagai nama tempat ia menjalankan usahanya, Faris sudah terlihat sebagai sosok hangat bagi pengunjungnya. Iya, 'Corina' adalah nama sang istri, tentu bukan pelesetan dari Corona.

Sumber: Didit Fadilah
Sumber: Didit Fadilah

Betapa itu adalah bentuk cinta Faris yang sederhana namun besar. Lantas apa yang bisa dilihat dari itu? Yang dapat dilihat adalah tempat itu, gerobak Corina, yang sederhana di ujung jalan mengharapkan kehangatan itu dirasakan pula oleh pengunjungnya. Gerobak Corina, sebagai tempat, boleh dinilai kecil tapi tidak dengan isinya. "Halaman kecil, harapan besar" ujar mas Faris dan saya menyetujuinya.

Sumber: Didit Fadilah
Sumber: Didit Fadilah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun