Selain minuman, Corina juga menyediakan makanan. Ada makanan berat dan banyak makanan ringan. Keduanya bisa dipesan sesuai keinginan ketika di sana. Jika ingin menikmati minuman dengan menghabiskan waktu yang lama, makanan ringan seperti tahu walik atau mungkin pempek bisa menjadi teman yang pas.Â
Atau, makanan berat seperti lalapan ayam bisa juga dipesan saat ingin singgah sebentar untuk menambah tenaga. Memesan kedua-duanya juga hal yang lumrah.Â
Tapi sebagai informasi, rasa makanan di Corina tidak akan mengecewakan karena dibuat sendiri secara homemade sehingga kualitas rasanya terjaga.
Makanan dan minuman Corina selayaknya dicoba. Lain dari itu, Corina sebagai tempat yang nyaman untuk berbincang memanglah harus dikunjungi. Kenyamanan ini tidak hanya ucapan kosong belaka. Corina sebagai kesatuan---tempat, suasana, makanan, minuman, dan pemiliknya---adalah hal yang membangun kenyamanan itu.Â
Sosok hangat Faris sebagai pemilik bisa jadi satu kunci Corina begitu nyaman dikunjungi. Bagaimana tidak, untuk seseorang yang mencantumkan nama istrinya sebagai nama tempat ia menjalankan usahanya, Faris sudah terlihat sebagai sosok hangat bagi pengunjungnya. Iya, 'Corina' adalah nama sang istri, tentu bukan pelesetan dari Corona.
Betapa itu adalah bentuk cinta Faris yang sederhana namun besar. Lantas apa yang bisa dilihat dari itu? Yang dapat dilihat adalah tempat itu, gerobak Corina, yang sederhana di ujung jalan mengharapkan kehangatan itu dirasakan pula oleh pengunjungnya. Gerobak Corina, sebagai tempat, boleh dinilai kecil tapi tidak dengan isinya. "Halaman kecil, harapan besar" ujar mas Faris dan saya menyetujuinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H