Sepanjang tahun 2020 ini nyaris waktu dihabiskan untuk urusan pandemi Covid-19. Imbas luar biasa dialami semua lini kehidupan yang terdampak Covid-19 ini. Termasuk juga sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Namun, di tengah keterpurukan diterpa badai pandemi Covid-19, toh masih ada UMKM yang tetap eksis bahkan menangguk kesuksesan. Hal itu setidaknya terungkap dalam sejumlah kisah Cerita JONI atau JNE On Time Integrator di channel YouTube JNE.
Seperti dialami Yusuf Rahmat pelaku UMKM berlabel Milkan. "Pandemi, Alhamdulillah penjualan justru lebih banyak," tutur Yusuf.
Memulai bisnis rajut di Binong Jati Kota Bandung tahun 2011, melalui Cerita JONI, Yusuf mengungkapkan penjualannya bahkan tidak hanya menjangkau seluruh Nusantara, melainkan hingga ke negeri jiran seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.
Yusuf memulai usaha membuat pakaian rajut yang kemudian dikirim ke Pasar Tanah Abang Jakarta. Merasa usahanya berjalan begitu-begitu saja, Yusuf lantas berinisiatif memasarkan sendiri produknya secara daring.
Usahanya ternyata terus berkembang hingga kini tak kurang sebanyak 800 model dibuatnya. "Setiap hari bisa sampai 3.000 lusinan produksi," imbuh Yusuf.
Satu hal penting dari berkembangnya usaha Yusuf adalah dirinya mampu membuka lapangan kerja bagi banyak orang, termasuk di luar Kota Bandung seperti di Garut. Ia sengaja mengirim mesin rajut supaya pengerjaan produk hingga setengah jadi bisa dilakukan di Garut. Lalu, setelah itu  dikirim lagi ke Bandung untuk proses finishing.
Perkembangan usaha di masa pandemi juga dirasakan oleh Muhammad Adzwin. Dengan produk dompet kanvas berlabel Wallts, Adzwin mampu memberi pekerjaan bagi kurang lebih 19 pekerjanya. Dengan pekerja yang ada itu, Adzwin rerata mampu memproduksi dompet sebanyak 7.000-9.000 buah setiap bulannya.
Adzwin mengisahkan di awal merintis usaha, ia memilih menjual dompet produksinya secara luring (offline). Yaitu dengan menitipkan ke berbagai toko baik di Kota Bandung maupun di luar Kota Bandung.
Hingga sekitar tahun 2018 lalu Adzwin memutuskan mengganti strategi penjualan secara daring. Penjualan luring pun praktis dihentikan.
Berbagai media sosial dimanfaatkan untuk memasarkan produknya. Strategi ini ternyata membuahkan hasil. Dompet yang dijual secara daring ini mampu menembus pasar ekspor seperti ke Hongkong dan Taiwan. "Kalau untuk pasar lokal, hampir menyeluruh di Indonesia," sebut Adzwin.
Dari kedua pengalaman  pelaku UMKM di Kota Bandung yang dibagikan melalui program Cerita JONI ada satu hal penting yang secara langsung memiliki kontribusi besar dalam perkembangan usaha. Yakni, berkaitan dengan pendistribusian produk ke konsumen.
Baik Yusuf maupun Adzwin mempercayakan pengiriman produknya ke konsumen melalui JNE.  Keduanya  menggunakan JNE sedari awal saat memulai penjualan daringnya. Mulanya yang dipilih perusahaan jasa logistik yang dekat dengan tempat usaha mereka. Dan, kebetulan itu adalah JNE.
Pada perkembangannya, mereka ternyata  puas dengan layanan JNE yang bagus dan tepat waktu. "Layanannya bagus, sesuai kebutuhan konsumen. Misalnya, kalau konsumen pengen cepat kita kirim pakai yang kilat. Tapi, kalau yang tidak memerlukan kecepatan kami pakai layanan biasa," jelas Adzwin.
Ia lalu mencontohkan menggunakan layanan JNE kilat untuk pengiriman dompet yang dikemas berbentuk kado. Biasanya, konsumen menginginkan dompet yang dibelinya bisa sampai dengan cepat.
Yusuf bahkan memiliki pengalaman unik dengan layanan JNE ini. Sebagai pelanggan loyal Yusuf pada akhirnya menjadi agen JNE yang juga mendistribusikan produk-produk buatan perajin Sentra Rajut Binong Jati Kota Bandung.
Tak hanya itu saja. Sebagai anggota JNE Loyal Card (JLC) baik Yusuf maupun Adzwin telah merasakan banyak benefit  seperti hadiah dan diskon khusus yang diperoleh setiap kali menukarkan poin dari transaksi yang dilakukan. "Pokoknya kalau buat kebutuhan sehari-hari saja, say sudah dapat dipenuhi dari JLC JNE ini," kata Yusuf sembari tertawa.
Pentingnya keberadaan perusahaan jasa logistik mendukung perkembangan UMKM diakui oleh Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Barat, Atalia Praratya Kamil. Selain itu, pengembangan UMKM di Jawa Barat terus dilakukan mulai dari meningkatkan sumber daya manusia supaya mampu fokus dalam menjalankan UMKM-nya.
"Fokus dan kreatif membuat produk yang disukai sampai ke promosi pemasarannya," ujar istri Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil ini. Dalam pemasaran produk inilah perusahaan logistik memiliki peran besar dalam pengembangan jejaring UMKM.
Komitmen mendukung kemajuan UMKM dilontarkan Kepala JNE Bandung, Iyus Rustandi. Upaya membantu pengembangan UMKM ini sesuai dengan tagline JNE "Connecting Happines" atau menyambungkan kebahagiaan.
"Kami akan bikin co-working spase yang bisa dimanfaatkan secara gratis oleh pelaku UMKM. Kami sediakan berbagai layanan untuk kebutuhan UMKM. Termasuk apabila ada yang ingin memotret produknya untuk dipasarkan," papar Iyus dalam Cerita JONI ini.
Bahkan sebanyak 15 brand UMKM di Kota Bandung digandeng supaya bisa mengembangkan diri. Sementara, untuk ikut mendukung UMKM kuliner di Indonesia, diluncurkan laman Pesona Nusantara dimana semua produk kuliner Nusantara bisa dibeli melalui laman ini untuk kemudian dikemas serta dikirim melalui JNE.
"Connecting Happines" sendiri dimaknai secara luas oleh Presiden Direktur JNE, Mohamad  Feriadi Soeprapto dalam keterangan pers 1 Desember 2020 lalu. Menurut Feriadi, "Connecting Happines" ini mencakup SDM, infrastruktur, teknologi informasi dan lingkungan sekitar.
Oleh karenanya konsep Berbagi, Memberi dan Menyantuni serta Menyayangi mengemuka dalam JNE 3 Dekade Bahagia Bersama ini. Contohnya berupa kepedulian menggratiskan pengiriman yang berkaitan dengan penanganan Covid-19. Selain itu, terus memberi, menyantuni dan menyayangi anak yatim, fakir miskin, tunanetra, janda tidak mampu dan kaum dhuafa lainnya sesuai dengan nilai-nilai spiritual yang ditanamkan Founding Father JNE Soeprapto Soeparno.
Sementara dalam hal layanan paket digelar Hari Bebas Ongkos Kirim (Harbokir) pada 26 dan 27 Â November 2020 lalu. Pemberian layanan gratis ongkos kirim (ongkir) ini memiliki manfaat bagi UMKM, terutama saat masa pandemi Covid-19.
Berbagi kebahagiaan ala JNE bagi UMKM memang harus terus dilakukan sebagai bagian dari upaya memulihkan kembali perekonomian nasional. Sebab, UMKM-lah yang selama ini menjadi motor terbesar penggerak perekomian nasional. Bilamana  UMKM mampu bangkit kembali maka perekonomian nasional pun berlahan tapi pasti akan kembali pulih seperti sebelum didera badai pandemi Covid-19. (Didit B. Ernanto)*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H