Mohon tunggu...
Didi Suprijadi ( Ayah Didi)
Didi Suprijadi ( Ayah Didi) Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, pembimbing dan pengajar

Penggiat sosial kemasyarakatan,, pendidik selama 40 tahun . Hoby tentang lingkungan hidup sekaligus penggiat program kampung iklim. Pengurus serikat pekerja guru.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ada Apa di Kereta Api Mataram?

6 Desember 2024   00:27 Diperbarui: 6 Desember 2024   00:41 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada Apa di Kereta Api Mataram?

"Nanti turun di depan, apa masuk kedalam parkiran?" Tanya supir grab yang ayah didi tumpangi, sambil memberi salam sopan saat ayah  masuk kedalam kendaraannya.

"Tergantung situasi nya" jawabku, sekenanya, sambil merebahkan diri tubuhku yang gembul di jok belakang.  "Bila kondisi lancar dan tidak hujan, cukup diturunkan di depan pintu gerbang saja" jawab ku menjelaskan.

"Baik pak" kata bang supir berkata sopan dengan bahasa Jawa logat Pantura.

Sepanjang perjalanan dari rumah ayah didi menuju stasiun kereta api Pasar Senen, sang supir grab bercerita banyak. Cerita tentang suka dukanya menjadi supir grab.  Dari soal pendapatan, susahnya mencari pekerjaan hingga urusan pilkada. Sang supir terus bercerita, terutama  urusan pilkada Jakarta yang konon dimenangkan oleh pasangan Pramono Anung dan Rano Karno. Rupanya sang supir salah satu pengagum bang Doel dalam sinetron berseri Si Doel anak Betawi.

Tanpa terasa karena asyiknya ngobrol dengan sang supir, perjalanan dari Rawamangun ke Pasar Senen hanya ditempuh kurang dari setengah jam, sangat lancar malam ini, biasanya kalau pagi ditempuh bisa satu jam lebih.

Gerbong kereta nomor l, sumber dokumen pribadi 
Gerbong kereta nomor l, sumber dokumen pribadi 

Ternyata sang supir mengantarkan  ayah didi hingga pelataran parkir dan kendaraan berhenti persis di depan pintu masuk gedung  stasiun Pasar Senen. Saat keluar dari kendaraan ayah didi kemudian melangkah jalan masuk ke teras stasiun  ,waktu menunjukkan pukul 21.30, hal ini  terlihat dari jam dinding yang terpasang persis di atas pintu masuk.

Sejenak ayah didi memutar pandangan untuk mencari gerai tempat cetak tiket, maklum tiket kereta masih dalam bentuk sofcopy. Diantara keramaian orang yang sebagian penumpang kereta , terlihat ada beberapa orang berdiri sedang antri di gerai alat mesin cetak.

Tanpa dikomando ayah didi langsung masuk barisan antrian untuk ikut melakukan cetak tiket kereta melalui aplikasi. Cukup ketik kode pemesanan yang tertera di boarding pass, kemudian pilih print, keluar satu lembar kertas tikek kereta api.

Tiket yang ayah didi beli melalui aplikasi setelah dicetak tertulis nama Didi Suprijadi, kereta Mataram/90. Pree l/18 A . Pasar Senen - Yogyakarta. 5 Desember 2024. 22.05 WIB.

Setelah mencetak tiket kereta ayah didi kemudian mencari tempat duduk sambil menikmati alunan musik yang disampaikan secara live oleh band yang sengaja disediakan untuk menghibur para calon penumpang. Terlihat suasana stasiun yang ramai namun tertib terkesan mewah tidak seperti suasana stasiun kereta pada masa lalu. Kesan apik dan modern se akan bukan stasiun kereta api di Indonesia. Baru terdengar mengalun satu lagu, kemudian sudah terdengar dari pengeras suara ada pengumuman bahwa kereta api Mataram jurusan Pasar Senen Solo balapan sudah tersedia di jalur 1.

Kecanggihan teknologi tersedia di pintu masuk peron keberangkatan, dimana penumpang yang masuk ke dalam area keberangkatan tidak lagi menunjukkan tiket kereta kepada petugas, melainkan cukup menggelengkan kepala , menyorongkan muka dan sedikit mata berkedip didepan suatu alat camera,pintu otomatis terbuka.

Kereta Mataram sumber dokumen pribadi 
Kereta Mataram sumber dokumen pribadi 

Tidak lama ayah didi  berada di area keberangkatan, petugas melalui pengeras suara mempersilahkan para penumpang memasuki kereta api Mataram yang tersedia di jalur 1.

Sedikit agak terganggu saat beberapa penumpang yang salah masuk gerbong kereta, akibatnya antara penumpang yang masuk dengan penumpang mau keluar lagi akibat salah gerbong jadi bertabrakan, untung nya kejadian ini tidak berlangsung lama.

Ayah didi menempati gerbong kereta nomor l persis gerbong dibelakang lokomotif. Setelah mencari nomor kursi sesuai tiket, ternyata kursi nomor urut 18 A  sesuai tercetak di tiketku, sudah ditempati oleh orang lain,seorang wanita paruh baya.

Gerbong l premium sumber dokumen pribadi 
Gerbong l premium sumber dokumen pribadi 


" Ibu mau mengambil posisi duduk dekat jendela? " Tanyaku, sambil meletakkan tas ke bagasi yang ada diatas kursi.

" Oh iya, maaf boleh tukar tempat duduk" jawab ibu paruh baya berhijab memohon sopan.

"Oh iya boleh" kataku sembari ambil posisi duduk di kursi nomor 18. B sebelahnya milik ibu.  Setelah basa basi saling tegur dan menanyakan tujuan perjalanan, kemudian sama sama sibuk saling membuka gan get masing masing.

Tepat pukul 22.05 peluit petugas berbunyi melengking tanda pemberitahuan bahwa sebentar lagi kereta api Mataram Pasar Senen Solo balapan segera memulai perjalanan. Suara  gesekan roda kereta dengan rel bunyi  berderit tanda dimulai nya putaran roda, dari pelan pelan hingga melaju dengan kecepatan penuh.

Kesempatan senggang inilah digunakan oleh ayah didi untuk menuliskan cerita pengalaman perjalanan naik kereta api Mataram pertama kali.

Menurut jadwal, kereta akan tiba di stasiun tugu Yogyakarta pukul 05.15. dengan jarak tempuh kurang lebih 7 jam. Kereta akan berhenti di beberapa stasiun seperti Bekasi, Cirebon, Purwokerto, Yogyakarta, Lempuyangan , Klaten hingga terakhir di Stasiun Solo balapan.

Kereta Mataram terdiri dari klas Ekskutif dan Ekonomi, setiap gerbong dilengkapi pesawat TV, pendingin ruangan, colokan listrik serta kursi yang bisa diatur kemiringan nya . Fasilitas kamar kecil yang bersih dan terpisah antara laki laki dengan perempuan. Kereta juga menyediakan makanan dan minuman berbayar yang disajikan oleh petugas yang cantik cantik dan ganteng ganteng.

Malam itu perjalanan kereta di gerbong l yang ditumpangi oleh ayah didi seluruh kursi terisi penuh, seluruh penumpang memanfaatkan waktunya lebih banyak untuk istirahat tidur, tetapi masih ada juga sebagian penumpang yang masih memainkan gan get nya.

Senang dan bahagia ayah didi merasakan perjalanan menggunakan kereta api Mataram pertama kalinya, Suara berisik dan goncangan seperti kereta sebelum nya yang pernah ayah didi tumpangi tidak terdengar dan dirasakan lagi dalam perjalanan dengan kereta api Mataram. Sudah kubayangkan bila kelak melakukan perjalanan darat jarak jauh pilihan nya menggunakan kereta api khususnya kereta api Mataram, sekalipun dengan Tiket kelas ekonomi. Kereta api Mataram, ayah didi rekomendasi kan kepada temen dan sahabat bila ingin melakukan perjalanan ke Yogyakarta atau Solo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun