tps://youtu.be/mYdsby5gw-c?feature=shared
Kebetulan ayah didi dan rombongan tiba di Pemancar waktu malam, maka terlihat lampu lampu kota Jayapura yang menyala seperti lautan bintang yang bertaburan. Sungguh indah ,mempesona dan menakjubkan.
Tempat wisata Pemancar fasilitas nya masih sederhana, malam itu hanya terlihat satu warung yang menjual kudapan khas tempat wisata pegunungan yaitu kopi, teh manis dan makanan kecil.
Kebetulan ayah didi pesan kopi pahit dan pisang goreng kemudian bertemu dengan salah seorang fotograper yang sama sama menikmati kopi . Sang fotografer amatir tersebut bercerita bahwa dirinya sering mendatangi Pemancar untuk keperluan koleksi dokumen nya. Menurut nya Pemancar banyak didatangi oleh masyarakat kebanyakan pagi hari saat Matahari terbit dan sore hari saat Matahari terbenam. Â Hal ini menurut sang fotografer bahwa berfoto di lokasi Pemancar dengan latar belakang pemandangan kota Jayapura, Danau Sentani dan laut Jayapura sungguh sangat mempesona apalagi dengan waktu pagi hari, sore hari bahkan malam hari.
Menurut nya Pemancar karena tempat nya diketinggian bukit maka banyak penduduk setempat yang memanfaatkan untuk olah raga ringan seperti jalan pagi dan bersepeda .Jalan yang menanjak tentu mempunyai keasyikan tersendiri bagi para pencinta olahraga bersepeda
Perjalanan menuju lokasi pemancar jalannya cukup menantang, karena jalannya berliku liku dan menanjak. Â Hanya memakan waktu sekitar 1,5 jam dari Sentani untuk tiba di lokasi, itupun jalanan sedikit tersendat macet karena suasana malam minggu.
Setelah meminum kopi ditemani pisang goreng sambil ngobrol dengan sang fotografer amatir tidak terasa waktu menunjukkan pukul 23.00 . Akhirnya rombongan turun ke kota Jayapura sambil lewati jalan di tepi pantai untuk sekalian mencari isi perut yang sudah keroncongan.
Tibalah di suatu cafe pinggir pantai laut Jayapura, teh manis, kentang rebus dan mie goreng sebagai pesanan buat isi perut malam itu. Â Panorama pantai laut Jayapura di waktu malam sambil menikmati kentang goreng sungguh mempunyai kenikmatan tersendiri. Pukul 01.00 dini hari ayah didi dan Hastoro balik kembali ke hotel.
Demikian lah cerita ayah didi berkunjung ke tempat wisata Pemancar di Jayapura Papua. Indahnya Papua jangan lelah terus mencintai Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H