Bagaimana dengan Adiknya Soeryopranoto, yaitu Soewardi Suryaningrat yang hari kelahiran nya ditetapkan sebagai hari Pendidikan Nasional?
Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889. Â ia lahir dengan nama asli Raden Mas Soewardi Suryaningrat. Berasal dari lingkungan keluarga Keraton Pakualaman Yogyakarta,
Ki Hajar Dewantara kecil sekolah di sekolah dasar untuk orang Eropa, Eurepeesche Lagere School (ELS). Karena sering sakit sakitan Soewardi Suryaningrat tidak melanjutkan pendidikan ke STOVIA, yaitu sekolah dokter khusus untuk bumiputera pada tahun 1905.
Ki Hajar Dewantara mendirikan perguruan bercorak Nasional bersama teman-temannya yang bernama Perguruan Nasional Tamansiswa (Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa) pada tanggal 3 Juli 1922.
Perguruan yang didirikan untuk menekankan pendidikan dengan rasa kebangsaan. Para siswa ditanamkan kemandirian, rasa mencintai lingkungan,rasa  mencintai bangsa dan tanah air untuk berjuang memperoleh kemerdekaan.
Adapun ajaran kepimimpinan atau semboyan yang akan selalu menjadi dasar pendidikan dan berlaku hingga sekarang yaitu : Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani.( Di depan menjadi teladan, ditengah memberi semangat dan dibelakang selalu mengikuti dan mendorong).
Tahun 1932 Ki hadjar Dewantara memprotes kebijakan pemerintah Hindia Belanda dengan membuat surat pernyataan ke pemerintahan Belanda di Den hag, surat berisikan penentangan atas sebuah peraturan, yaitu,
1. Menentang peraturan sekolah liar.
2. Menentang sistem pajak rumah tangga
3. Menentang diskriminasi tunjangan anak di sekolah pemerintahan dan sekolah swasta
Larangan mendirikan sekolah liar oleh pemerintah Hindia Belanda tidak diindahkan oleh Ki Hadjar  Dewantara, jiwa pemberontak nya terus dinyalakan melalui tulisan tulisan di berbagai surat kabar.
 Walaupun dianggap liar, sekolah sekolah  ( swasta) taman siswa terus berkembang hingga tahun 1941 sudah berdiri 1961 sekolah dengan jumlah siswa 230 ribu anak.
Di awal kemerdekaan Ki Hajar Dewantara sempat menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan yang pertama. Ia juga meraih gelar pahlawan Nasional. Ki Hadjar Dewantara wafat pada 28 April 1959 di Yogyakarta, dan dimakamkan di kota gudeg Yogyakarta.