Sikap konfrontasi terhadap penjajah Belanda diambil nya karena perlakuan kelewat batas terhadap kaum pribumi oleh penjajah Belanda.
Soeryopranoto mendapat julukan sebagai Si Raja Mogok,. Hal itu terjadi Setelah melakukan aksi mogok yang digelar secara besar-besaran. Soeryopranoto mendatangi sendiri tempat tempat pemogokan kaum buruh pabrik tebu serta memimpin pemogokan langsung secara Nasional.
Hal itu setelah Soeryopranoto pada tahun 1917 mendirikan Personeel Fabriek Bond (PFB) . persatuan buruh pabrik ini merupakan  bagian dari Sarekat Islam (SI) pimpinan HOS Tjokroaminoto.
Pada masa itu persatuan buruh pabrik tebu pimpinan Soeryopranoto merupakan serikat buruh terbesar dan terkuat di Hindia Belanda. Mempunyai 90 cabang di seluruh Jawa dan 12 000 anggota.
Pemogokan buruh pabrik tebu dipimpin oleh Soeryopranoto dkk dilakukan selama dua tahun  1918-1919,
Mengapa Soeryopranoto melakukan pemogokan?
Pemogokan buruh yang terorganisir hingga terjadi pemogokan secara Nasional yang mengakibatkan lumpuhnya produksi, sekaligus membuat pemerintah Belanda geram. Terjadi tuntutan oleh buruh, akibat penerapan diskriminasi terhadap buruh pribumi. Atas nama buruh, Soeryopranoto menyerukan mogok Nasional dengan tuntutan sebagai berikut:
1. Kenaikan upah
2. Persamaan hak antara buruh Belanda dan pribumi
3. Perbaikan kondisi kerja
4. 8 jam kerja sehari.
5. Libur sehari dalam seminggu.
6. Tambahkan bayaran untuk kerja lembur
Akhir kiprahnya di dunia pergerakan, Soeryopranoto pada tahun 1950 an meninggalkan dunia politik praktis dan kemudian berpindah ke dunia pendidikan, Soeryopranoto meninggal Dunia pada tanggal 5 Oktober 1958 dalam usia 88 tahun di Bandung, jasadnya dimakamkan di kota gede Yogyakarta.
Suryopranoto ditetapkan sebagai pahlawan Nasional pada tanggal 30 Nopember 1959 oleh Presiden Soekarno