Mohon tunggu...
Didi Suprijadi ( Ayah Didi)
Didi Suprijadi ( Ayah Didi) Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, pembimbing dan pengajar

Penggiat sosial kemasyarakatan,, pendidik selama 40 tahun . Hoby tentang lingkungan hidup sekaligus penggiat program kampung iklim. Pengurus serikat pekerja guru.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Tulisan Shubuh,ke 6.Pohon Keramat

17 Januari 2024   09:25 Diperbarui: 4 Mei 2024   05:44 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar dokumen pribadi

Nah Padasan ini adalah tempat untuk membersihkan hadas kecil untuk diniatkan berwudhu.

Menurut cerita, sebelum ada pompa penyedot air bertenaga listrik Masjid Jami Assalafiyah tempat wudhu nya juga memasang beberapa gentong berisi air untuk berwudhu dengan apa yang disebut Padasan.

Setelah berdoa dan sedikit dzikir, kakek tua yang sholat Ashar nya  kebagian shaf belakang, maklum saat sholat Ashar jamaah tidak terlalu banyak, ditegur salah satu jemaah.

"Assalamualaikum pak Haji, apa Khabar?" Seorang paruh baya mendekat menegur memberi salam sambil menyodorkan tangannya untuk bersalaman cium tangan dengan Kakek tua.
"Walaikum salam"  sang Kakek menjawab salam singkat, menoleh ke kiri menuju sumber suara, sambil menyodorkan tangannya untuk bersalaman. "Eh Utat" tambah Kakek tua menyebut nama orang itu.

Utat sendiri  bukan nama sebenarnya, hanya nama panggilan. Di daerah itu tepatnya RW 03 Jatinegara kaum Pulogadung  dimana kompleks makam Pangeran Jayakarta itu berada, warganya sering memanggil nama nama panggilan kepada seseorang tidak sesuai dengan nama aslinya. Mungkin istilah orang sekarang  nama gaul, nama populer.

Utat sendiri nama dalam KTP nya tertulis Raden Mulyadi tetapi dipanggil dengan nama Utat, kenapa Raden Mulyadi dipanggil Utat , hingga saat ini belum ada orang yang memberikan alasan.

Setelah ngobrol sejenak Kakek tua dan Utat rupanya sepakat untuk melanjutkan ngobrol nya tidak di Masjid , melainkan di KTH 5 bersama temen temen nya ustadz Sahrul.

" Tat, yuk kita ngobrol di KTH 5, bareng temen temen mu, mereka masih nunggu di sana kok " ajak Kakek tua, sambil menarik lengan tangan kanan Utat yang kering serta keriput itu.

Keduanya melangkah keluar gerbang Masjid pintu Selatan yang langsung Menuju KTH 5,dimana temen temen ustadz Sahrul, Bule,Usuf, Kodil dan Ewin masih bercokol menunggu.

Kedatangan Utat di KTH 5 disambut meriah dengan suka cita, terlihat dalam raut wajahnya rasa kangen diantara mereka. Rupanya Utat merupakan bagian kelompok temen temen Ustadz Sahrul yang berkegiatan lingkungan,hanya saja akhir akhir ini Utat kurang aktif berkegiatan lingkungan,menghilang entah kemana.

Setelah di persilahkan duduk oleh Usuf, Utat mengambil posisi duduk di pojok sebelah kiri diatas bangku kayu persis di sebelah Usuf." Sinilah loe ,duduk sebelah gue" teriak Usuf menghardik Utat sambil melotot.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun