Mohon tunggu...
Didi Suprijadi ( Ayah Didi)
Didi Suprijadi ( Ayah Didi) Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, pembimbing dan pengajar

Penggiat sosial kemasyarakatan,, pendidik selama 40 tahun . Hoby tentang lingkungan hidup sekaligus penggiat program kampung iklim. Pengurus serikat pekerja guru.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Tulisan Shubuh ke 15. Kresek.

2 Januari 2024   07:56 Diperbarui: 4 Mei 2024   06:53 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Berkunjung ke Masjid Jami Assalafiyah
Bagian 1

Kiara pencekik.

Tulisan Ba'da Shubuh kali ini akan bercerita tentang sang Kakek berkunjung ke Masjid Jami Assalafiyah.

Sang Kakek pertama kali bercerita tentang petualangan nya, yaitu mendatangi sebuah Masjid Jami Assalafiyah.  Kakek Petualang seusai sholat Jumat melihat sebatang pohon besar berdiri tegak  di halaman samping salah  satu Masjid tertua di Jakarta itu.

Masjid Jami Assalafiyah terletak di kompleks pemakaman Makam Pangeran Jayakarta sekaligus makam wakaf keluarga besar keturunan Pangeran Jayakarta.

Penasaran dengan pohon besar, Kakek bertanya kepada  salah seorang jemaah masjid tentang pohon besar itu. Kebetulan ada seorang jemaat masjid dengan pakaian gamis serta bersorban seperti layaknya jemaah masjid yang sudah bertitel haji.

Baca juga: Tulisan Shubuh

Pak Haji " nama pohon besar itu apa?" tanya sang Kakek serius kepada Pak Haji yang sedari tadi terlihat santai duduk di beranda sebelah Timur Masjid.

"Kresek" jawab Pak Haji santai. Penasaran dengan jawaban pak Haji, Sang Kakek lalu mencari tahu tentang tanaman pohon yang bernama Kresek itu.

Dengan berbagai cara serta pengetahuan sang Kakek waktu belajar sekolah dulu ditemukan lah nama pohon Kresek.

Baca juga: Tulisan Shubuh ke 1

Pohon Kresek disebut juga dengan Grasak atau Kresek di Jawa. Kiara Bodas atau Kiara koneng di Sunda.Orang Kalimantan menyebut pohon Kiara dengan nama ara susu. Nama populer nya disebut Beringin pencekik atau Kiara pencekik.

Nama latin Kiara pencekik adalah Ficus annualata, Secara ilmu Taxonomi Botani pohon Kiara pencekik masuk dalam Ordo Rosales, Famili Moraceae,Genus Ficus serta Spesies Ficus annulata.

Sesuai kaidah penulisan Binomial Nomenklatur, secara ilmiah nama Kiara pencekik disebut Ficus annualata, Genusnya Ficus sedangkan speciesnya annualata.  Nama latin sebuah tanaman terdiri dari dua suku kata, suku kata pertama untuk menyebut nama Genus, sedangkan suku kata kedua menyebut nama Speciesnya.

Contoh lain Manusia misalnya, disebut Homo sapiens. Homo nama Genus sedangkan sapiens nama Speciesnya. Nama Genus  diawali hurup Kapital, sedangkan penulisan nama Speciesnya menggunakan hurup awal kecil.

Termasuk dalam kelompok tanaman Kiara pencekik ini adalah pohon Beringin ( Ficus benyamina) dan pohon Bodhi ( Ficus religiosa ).

Disebut Kiara pencekik karena pohon ini unik. Unik karena Kiara pencekik awalnya merupakan tanaman epifit, dimana tanaman ini hidup numpang di tanaman lain yang dijadikan inang nya. Kiara yang numpang di pohon inang dengan kekuatan akar sulurnya lama kelamaan bisa  menguasai pohon inangnya. Pohon inang sebagai tumpangan awal, lama lama kalah dan mati akibat tercekik oleh akar akar sulur yang kuat. Jadilah nama pohon itu dengan nama Kiara pencekik, karena tumbuh besar setelah mencekik mati pohon inangnya.

Pohon Kiara pencekik tersebar hidup di dataran Asia hingga Asia Tenggara. Pohon ini tersebar di Jepang, Singapura, Taiwan hingga Cina. Di Indonesia pohon ini hidup tumbuh tersebar di Kalimantan,Jawa,Nusa Tenggara Barat Maluku hingga Semenanjung Malaya.

Di Jakarta Ibu Kota Negara terdapat satu pohon besar Kiara pencekik, saking besarnya ukuran batang pohon tersebut, bila 8 orang membentang kan tangannya lalu mengitari pohon tersebut, tidaklah cukup untuk melingkari batang pohon tersebut.

Belum ada yang tahu persis kapan dan siapa yang menanam pohon tersebut, hanya banyak orang menyebut kan angka 100 tahun lebih usia pohon tersebut.

Menurut pak Haji yang ditemui sang Kakek "pohon besar itu sudah ada sejak saya kecil dan sudah sebesar itu" ucapnya. Sedangkan perkiraan usia pak Haji diatas 50 tahun.

Pohon tua,besar dan kokoh itu tumbuh berdiri tegak di area kompleks pemakaman keramat Pangeran Jayakarta tepat nya di samping Masjid Jami Assalafiyah RT 06, RW 03 Kelurahan Jatinegara Kaum Pulogadung Jakarta Timur.

(Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun