Mohon tunggu...
Didi Suheri
Didi Suheri Mohon Tunggu... Penulis - Pemimpin Revolusi domba-domba ceking dan lusuh.

Ketika tanganmu ingin menulis maka tuliskanlah karena saat itu Tuhan ingin bercerita denganmu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bung

16 Mei 2019   11:10 Diperbarui: 16 Mei 2019   11:13 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bung,  berat menjadi Indonesia itu
Seberat panai untuk perempuan bugis
Bung,  begitu seram menjadi Indonesia itu
Seseram perang sampit

Bung,  bangsamu bangsa yang beragama
Tapi tak sedikit pertikaian atas nama agama
Bung, kalau telah cetuskan didalam sila kesatu
"Ketuhanan Yang Maha Esa"
Tapi kenapa,  persoalan Tuhan saja diributkan

Takbir!!!
Lantas mereka memuntahkan caci-maki dilisannya
Lantas dimana keagungan Tuhan itu? 

Bung,  yang berat itu bukan rindu
Seperti yang dikatakan Dilan
Yang berat itu menjaga NKRI
Yang berat itu menjaga keharmonisan antar sesama
Yang berat itu merawat Pancasila
Yang berat itu menahan nafsu untuk berkuasa

Bung,  aku ingat kau pernah berkata
"Jangan sesekali melupakan sejarah"
Tapi kenapa banyak orang yang meludahi sejarah
Padahal disekolah dasar sampai sekolah menengah
Pelajaran sejarah selalu diajarkan

Bung,  aku rasa bukan orang miskin yang tidak sekolah
Yang meludahi sejarah
Tapi para kaum terpelajar yang korup

Bung,  kalau saja kau masih hidup
Bisa kau lihat di Rutan-rutan
Banyak pejabat kita yang mendekam
Bung,  bagaimana rusaknya negara kita
Kita sebagai pemuda,  tidak akan putus asa
Putus asa hanya untuk orang yang tidak memiliki iman

Dari darah kami
Mengalir darah pejuang bukan pecundang
Bung,  kau akan selalu ada di dada kami. 

Jakarta, 05.05.2018

-Didi Suheri-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun