Mohon tunggu...
Didi Rul
Didi Rul Mohon Tunggu... -

An ordinary man with an extraordinary dream.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Awas Reverse Culture Shock!!

4 Agustus 2011   06:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:06 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_123259" align="aligncenter" width="300" caption="Culture Shock. Gambar diunduh dari Google"][/caption]

Peringatan untuk para WNI yang telah tinggal berlama-lama di luar negeri terutama di Eropa Barat, Amerika Utara, Australia, Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, dan Negara maju lainnya ketika pulang ke Indonesia. Anda akan mengalami gejala yang disebut Reverse Culture Shock. Gejala ini ditandai dengan merasa terasingnya diri anda di negara asalnya sendiri seperti:

  1. Bagi yang tinggal berlama-lama di negara 4 musim, ketika anda keluar dari Bandara anda akan merasakan hawa panas dan sumuk. Juga anda akan melihat banyak sekali orang-orang yang tidak berkepentingan berkeliaran di area bandara seperti calo tiket, supir taksi, supir travel, porter/kuli angkut, supir bis, yang hampir dipastikan kesemuanya mengerubungi anda menawarkan jasanya.
  2. Anda akan jengah dan sebel melihat banyaknya orang-orang Indonesia yang seenak jidatnya merokok di tempat umum seperti restoran, bis kota, ruang tunggu, bahkan di lobby hotel berbintang sekalipun meskipun di situ jelas-jelas terpampang tanda “Dilarang Merokok”.
  3. Di jalan raya akan terlihat banyak sekali sepeda motor yang kalau diibaratkan seperti laron yang berkumpul. Juga kendaraan umum terutama Metro Mini dan Kopaja (bagi yang tinggal di Jakarta) yang seenak udelnya berhenti mendadak maupun memotong jalur demi mengejar seorang penumpang ataupun menurunkan penumpang.
  4. Jika anda terbiasa berjalan kaki di trotoar di kota-kota internasional seperti Paris, Tokyo, Munich, London, ataupun Melbourne, maka anda harus siap-siap untuk di”zalimi” oleh para pengguna sepeda motor ketika anda berjalan kaki di Jakarta.
  5. Slogan pembeli adalah raja tidak sepenuhnya berlaku di Indonesia. Maka siapkan mental anda ketika anda bertransaksi di toko-toko, pasar-pasar, maupun mal-mal di Indonesia. Jangan terlalu berharap untuk ucapan sambutan “Selamat Datang”, “Ada yang bisa saya bantu”, maupun “Terima Kasih” oleh pramuniaga maupun si penjual. Hati-hati pula dalam membeli barang, karena rata-rata toko di Indonesia sebagian besar menerapkan kebijakan “Membuka berarti membeli” atau “Barang yang sudah dibeli tidak dapat ditukar maupun dikembalikan”. Juga hati-hati ketika anda memarkir kendaraan anda di tempat parkir umum karena pengelola tidak akan bertanggung jawab atas segala kehilangan maupun kerusakan pada kendaraan anda.
  6. Bagi yang tinggal di Jakarta, jangan pernah bermimpi untuk mendambakan udara maupun langit Jakarta seindah di Melbourne, Oslo, Paris, Amsterdam, maupun Roma.
  7. Jika diajak makan keluar baik itu di restoran maupun warung kaki lima, maka bersiaplah untuk memesan minimal 2 porsi makanan karena porsi makanan di Indonesia itu hampir semuanya kecil-kecil ukurannya. Jika anda memesan ayam goreng yang bukan merek “Kolonel Fried Chiken” maka bersiaplah untuk kecewa karena anda akan mendapatkan ayam goreng yang kurus dan kecil potongannya.
  8. Bagi anda yang lama berdomisili di Australia, anda mungkin akan kaget dan tersenyum melihat bahwa sekarang ini anak muda Jakarta sangat menggandrungi toko/kafe 7 Eleven yang mana jika anda bayangkan dengan 7 Eleven di Australia mungkin anda akan tersenyum ilfill membayangkan mini market pojok yang biasanya dijaga oleh orang-orang India yang berlogat kental sehingga anda udah males duluan untuk diajak makan ke 7 Eleven di Jakarta.
  9. Anda akan melihat bahwa semua harga-harga di Indonesia tampak seolah-olah murah, karena anda masih menggunakan kurs perbandingan dengan mata uang di mana anda dulu tinggal.
  10. Anda akan merasakan bahwa demografi di Indonesia tampak homogen, orang berkulit sawo matang, berambut dan bermata hitam serta semuanya berbahasa Indonesia. Jarang ada orang berkulit putih bermata biru, maupun orang Negro, Jepang, Arab, India yang berbahasa macam-macam yang seperti anda pernah lihat dan dengar ketika anda dulu jalan-jalan di plaza di kota-kota seperti Paris, New York, London, Sydney, Melbourne, maupun Dubai. Kecuali jika anda tinggal di Bali.
  11. Anda melihat banyak Masjid dimana-mana.
  12. Ketika anda menyalakan TV anda, maka anda akan menemukan banyak sekali channel-channel TV gratis yang acaranya sebagian besar serupa dan jarang yang bermutu. Mungkin urutannya seperti ini: pagi isinya Berita Pagi, pagi sekitar jam 9-10 isinya kuis-kuis maupun video musik, siang isinya berita kriminal, sore isinya gosip artis, malam isinya sinetron, menjelang tengah malam isinya acara mistis, tengah malam isinya acara “esek-esek”.
  13. Anda akan melihat dan menjumpai banyak orang berjualan makanan hingga dini hari sekalipun, sehingga anda tidak perlu takut kelaparan tengah malam.
  14. Anda akan melihat kalau orang Indonesia itu selalu mau tau dengan urusan orang lain.
  15. Anda akan merasakan kalau jalanan di Indonesia itu sempit-sempit dan umumnya cuma 2 jalur dan juga banyak jalan yang berlubang.
  16. Anda tidak akan menemukan fasilitas umum gratis di Indonesia apalagi Jakarta. Orang mau kencing aja bayar.
  17. Ketika anda mencoba untuk mencari lowongan pekerjaan di Indonesia, maka bersiap-siaplah anda untuk merasakan aroma diskriminasi dari perusahaan penyedia lowongan. Contohnya, anda akan melihat di syarat yang tertulis di lowongan pekerjaan tertulis ”Maksimal usia 30 tahun” atau mencantumkan gender tertentu yang mana tentunya ini tidak lazim dijumpai di Amerika, Eropa, maupun Australia.
  18. Anda akan merasa tersiksa jika naik angkutan umum apalagi ketika jam sibuk. Sempit, berdesak-desakan, panas dan supirnya kelamaan ngetem nungguin sampe kendaraannya penuh.
  19. Ketika anda pergi ke bioskop, maka anda akan melihat kalau ternyata layar bioskop di Indonesia itu lebih kecil dibandingkan dengan layar bioskop di negara tempat anda dulu.
  20. Anda melihat banyak orang Indonesia yang tidak mau antri.
  21. Anda akan merindukan negara tempat anda dulu. Anda akan merindukan suasana Eropa, Amerika, dan Australia dan akhirnya berkata “Oh Tuhan kok negara gua kayak gini yaa…”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun