Mohon tunggu...
didir deshcamp
didir deshcamp Mohon Tunggu... -

simple, easy going

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ditepian Rindu

9 Februari 2017   06:18 Diperbarui: 9 Februari 2017   06:48 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditepian ini 

rindu begitu menggigil terhisap sepi

rasa bosan tak henti henti merintih mengelupasi waktu

entah dosa siapa yg tersalib diwajah sang rembulan?

sehingga merah mawar berubah menjadi darah

berhamburan

rebah menyungkur bumi

dalam sujud malam meleleh

doa doa bergumpaan memenuhi langit

melesat

menjelma wajahmu !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun