Mohon tunggu...
didir deshcamp
didir deshcamp Mohon Tunggu... -

simple, easy going

Selanjutnya

Tutup

Puisi

-Puisi Sepi-

19 Mei 2010   14:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:06 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu rontang kemarau hati ini..
Kering,tandus,menyerupai debu..
Bibir ku terkatup rapat,tak ada lolongan!
Hanya desir angin yg mengaung,memenuhi lubang telinga,suaranya melengking menyayat sangat mengerikan,merampas semua kuncup mawar yg telah aku genggam..
Perlahan lahan,lembut wajahmu terus menerus berputar putar mengancam diriku,meneror didingin malamku!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun