Mohon tunggu...
didin mahpudin
didin mahpudin Mohon Tunggu... Guru - Tulisanku

bergerak di dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

3.1.a.9. Koneksi Antar Materi -Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

26 April 2022   03:23 Diperbarui: 26 April 2022   03:35 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik"
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert

Kaitan kutipan diatas dengan modul yang sedang saya pelajari adalah mengajari murid tentang paradigma, prinsip dan pengujian permasalahan nyata itu lebih baik dibandingkan dengan mengajari mereka mahir secara teori saja tanpa mengaplikasikan pada permasalahan nyata yang sedang dan akan mereka hadapi.

Agar nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dapat berdampak pada lingkungan sekitar adalah kita harus konsisten menjalankan keputusan yang sudah diambil/dibuat, seperti motto guru penggerak: tergerak-bergerak dan menggerakkan.

seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid yaitu dengan mengaplikasikan pengetahuan yang sudah didapatkan tentang paradigma, prinsip dan pengujian 9 langkah uji keputusan pada permasalahan nyata yang kita yang sedang dan akan mereka hadapi pada proses pembelajaran murid.

Berikut adalah rangkuman materi pendidikan guru penggerak dari modul yang sudah dipelajari:

Patrap triloka yang digagas Ki Hajar Dewantara sudah sejalan dengan konsep pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, bahwa pengambilan keputusan itu tidak ada yang baku, semua tergantung pada konteks yang ada dan kemahiran si pengambil keputusan, teori hanyalah rambu-rambu agar praktik pengambilan keputusan memiliki ketajaman analisis. hal ini sejalan dengan guru di depan memberi teladan, ditengah memberi semangat, di belakang mendukung, artinya muridlah yang melakukan, begitupun pada materi ini, pemimpin pembelajaranlah (Guru-lah) yang melakukan keputusan, pengetahuan ini bukan untuk mendikte atau menetukan sebuah keputusan jadi.

Pada dasarnya semua landasan prinsip pengambilan keputusan mempunyai kritik, maka nilai-nilai dalam diri kitalah yang memperkuat landasan prinsip tersebut.

Pada pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang dihubungkan dengan materi coaching, hal ini menjawab bahwa keputusan itu haruslah dibuat, haruslah ditemukan solusinya oleh diri sendiri, dan menggali aset apa yang dimiliki oleh diri kita, karena pada dasarnya semua permasalahan solusinya ada di dalam diri kita. Diskusi dengan rekan sejawat dapat membantu mencarikan aset, menggali pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki oleh diri kita, sehingga gambaran utuh untuk menjawab permasalahan bisa dimunculkan oleh diri kita sendiri.

Pengambilan keputusan berprinsip pada rasa peduli, kita bukanlah mesin yang bekerja secara baku, kaku dan searah sesuai yang telah ditetapkan. Pikiran kita haruslah ditimbang pada perasaan (aspek sosial dan emosional) diri kita, bagaimana kita bisa memposisikan diri pada objek keputusan, mempertimbangkan dampak kemanusiaan, rasa peduli dan empati juga perlu mendapatkan pertimbangan.

Permasalahan moral atau etika pada akhirnya kembali kepada nilai-nilai yang dianut oleh diri kita sebagai pendidik. Moral itu prinsip personal sedangkan etika adalah aturan umum yang berlaku disuatu masyarakat atau kelompok tertentu.

Pengambilan keputusan tentunya sudah mempertimbagkan dampak yang akan terjadi, yaitu terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Namun disini memang prediksi dampak itu bisa melesat dari dugaan, tetapi masih lebih baik apabila prediksi/perencanaan mewujudkan yang positif itu dipertimbangkan/direncakan daripada dampak tidak dipikirkan dan hanya berpusat pada  menjalankan aturan saja.

Kesulitan yang dihadapi saat menjalankan pengambilan keputusan adalah karena kita terbiasa menjadi mental pegawai yang selalu menjalankan aturan yang sudah dibuat, disinilah kesulitan mengubah mental pegawai menjadi mental manajer sebagai pembuat keputusan.

Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil akan memberikan dampak kepada kemerdekan murid dalam belajar. Ternyata banyak hal-hal yang perlu mendapatkan tindakan dimana murid dengan kemerdekaannya menentukan jalan keputusan yang harus diambil, tentunya dengan memberikan rambu-rambu melalui nilai dan prinsip diri yang positif

mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya, hal tersebut terlihat jelas, kehidupan masa depan tidaklah bisa diprediksi seutuhnya, ada hal-hal /permasalahan yang mengalami lompatan zaman, hal tersebut kita hanya dapat memberikan rambu-rambu berupa nilai-nilai dan prinsip psitif kepada murid. Muridlah yang akan memutuskan dalam menjalani kehidupan masa depannya.

Kesimpulan keterkaitan dari modul pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran  dengan modul sebelumnya yaitu bahwa pengambilan keputusan haruslah dibuat dengan pertimbangan menentukan paradigma, melandaskan pada prinsip dan mengujinya pada 9 langkah uji keputusan. Pengambilan keputusannya sendiri melalui pertimbangan diri atas pengetahuan dan pengalaman serta aset diri yang dimiliki (teknik coaching), pikiran dan perasaan di sinkronkan, diselaraskan (pembelajaran sosial dan emosional). Kita juga perlu sadari bahwa manusia itu unik dan beragam (berdiferensial) baik isi, proses maupun produk yang dihasilkannya. Peranan kebiasaan manusia (budaya positif) mampu mempengaruhi tindakan pengambilan keputusan yang tertanam pada alam bawah sadar dalam mecapai tujuan (visi guru penggerak), maka nilai-nilai dan peran kita sangatlah penting untuk dijaga dan semuanya terinternalisasi dalam filosofi pendidikan yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara dengan konsep patrap trilokanya.

Salam Merdeka Belajar!
Didin Mahpudin
CGP Angkatan 4, Kab. Indramayu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun