Mohon tunggu...
Didin Sahidin
Didin Sahidin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

ayo memaknai hidup menjadi lebih hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Lelucon Sejarah (2)

24 Maret 2011   23:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:28 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"LUPA"

Berkuasa selama 32 tahun tentu bukan waktu yang sedikit. Mengabdi dan melayani dengan setulus hati untuk rakyat mungkin hanya 5-10 tahun dari masa kekuasaannya. Selebihnya dia manfaatkan untuk kepentingannya sendiri. Bukan untuk rakyat. Bukan pula untuk kesejahteraan masyarakat. Begitulah gambaran yang pantas dilekatkan kepada alm Soeharto.

Berkuasa selama 32 tahun telah ia manfaatkan untuk kepentingan perutnya sendiri dan keluarganya. Maka tak perlu heran jika kita mendengar bahwa kekayaan keluarga canda tak kan habis sampai tujuh turunan.

Sebagai peminpin Negeri Garuda, kala itu alm Soeharto biasa mengunjungi daerah-daerah diluar ibukota. Tugas itu dilakukan dalam rangka tugas kenegaraan dan juga urusan pribadi. Melihat kondisi suatu daerah dan sekaligus rekreasi. Bekerja sekaligus juga menyegarkan pikiran dari rutinitas kenegaraaan. Sambil menyelam minum air, begitu kata pepatah.

Suatu waktu, ketika alm Soeharto mengunjungi suatu daerah ia melihat sebuah rumah mewah yang menarik perhatiannya. Rumahnya besar, halamannya segar nan hijau dan taman bunganya yang asri memikat mata. Melihat rumah itu ia pun berminat untuk membeli dan memilikinya. Oleh karena itu, ia pun mencoba menanyakan kepada ajudannya.

rumah itu bagus dan rasanya menyenangkan jika saya bisa tinggal disana” curhat sang President kepada ajudannya. “coba kamu cari tahu siapa pemiliknya, siapa tahu rumah itu dijual. Kalau ya saya akan membelinya” perintah alm Soeharto kepada ajudannya.

Namun, siapa sangka, sang ajudan bukannya langsung menjalankan perintah justru ia berkata kepada alm Soeharto.

Ajudannya berkata “pak, rumah itu kan punya bapak..!

Begitulah gambaran alm Soeharto kala menjadi penguasa. Kekayaannya melimpah dan bisa membeli apa saja sesuai dengan keinginannya. Setelah alm Soeharto tumbang, kita baru tahu bahwa dia telah memanfaatkan jabatannya untuk mengumpulkan kekayaan yang notabene bukan miliknya. Atau istilah sekarang alm Soeharto telah banyak melakukan korupsi.

Anekdotnya, saking banyaknya harta yang ia miliki dan dengan mudah dapat membeli sesuatu sesuai apa yang ia inginkan, alm Soeharto sampai lupa bahwa apa yang ia inginkan rupanya sudah ia beli dan miliki.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun