Mohon tunggu...
Didin Amaludin
Didin Amaludin Mohon Tunggu... Lainnya - Berusaha,Berjuang,dan Bersyukur

Tidak ada yang harus diceritakan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bentrok dengan Masa Lalu

25 Februari 2021   14:00 Diperbarui: 25 Februari 2021   15:37 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber : nikifour.co.id)

Pagi ini hujan terasa awet

Seawet saat pertama melihatmu

Teringat saat awal kita bertemu

Disaat itu pula ku merasa berbeda padamu

Senyum pesona jelas terukir merona

Tubuh kecil dengan mata yang berkaca-kaca

Memancarkan banyak makna

Yang tak ku ketahui artinya

Namun seketika pikiranku bercabang

Terus memberontak seolah bertolak belakang

Iya teringat momen yang sama

Diwaktu yang berbeda

Dulu ku pernah rasakan ini

Namun berakhir menyakitkan sekali

Maafkan aku

Kini pikiranku bentrok dengan masa lalu

Ingin ku bahagiakanmu

Tapi ku takut mengecewakanmu

Akhirnya kuputuskan menjalaninya seperti biasa

Selayaknya dalam bertindak dan bercengkrama

Namun tak ku sampaikan rasa yang terpendam dalam jiwa

Pengalaman pertama melihatmu

Seperti labirin kaca

Entah mana yang lebih rumit

Selalu tampak sama diwaktu yang berbeda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun