Mohon tunggu...
Didimus Wandik
Didimus Wandik Mohon Tunggu... Seniman - Penulis

Menuliskan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Rawan Penyebaran Virus Corona dalam Interaksi Sosial Masyarakat Pegungan Tengah Papua

9 April 2020   23:46 Diperbarui: 10 April 2020   00:07 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
rumah-adatindonesia.blogspot.com

Manusia adalah mahluk sosial, maka seorang manusia tidak dapat hidup sendiri, tetapi hidup bersama lebih dari 1 orang, apabila demikian di antara 1 atau 2 orang itu terjadi interaksi secara langsung (verbal) dan tidak langsung (nonverbal), yang terbentuk dari tradisi atau budaya masyarakat setempat.

Interaksi langsung (verbal) dan interaksu tidak langsung (nonverbal) pada masyarakat  :

Interaksi verbal adalah interaksi melalui komunikasi langsung/bersuara

Interaksi nonverbal adalah komunikasi tidak langsung melalui tanda/simbol.

Pola interaksi langsung (verbal) orang papua pegunugan.

Dalam konteks hubungan sosial, struktur sosial, komunitas sosial serta komunikasi sosial, orang papua hidup saling akrap, dengan penuh kasih sayang, menempati pada wilayah tertentu seperti kampung/dusun yang terdiri dari beberapa rumah, dalam suatu halaman/ tanah. 

Dalam 1 kampung bisa terdiri dari beberapa kepala keluarga dan jiwa. Didalam 1 honai yowi atau humi bisa terdiri lebih dari 2 orang.maka interaksi komunukasi aktif,jarak dekat.

rumah-adatindonesia.blogspot.com
rumah-adatindonesia.blogspot.com

Tempat dan waktu berinteraksi

1. Tempat

Tempat tinggal orang papua secara tradisional adalah honai yaitu ada honai laki-laki (yowi) dan honai perempuan (humi) serta ada dapur (hunumu), dalam ke beradaan di tempat ini orang berbicara apa saja, jarak yang berdekatan, ada asap api di campur asap rokok, pada media atau ruang yang kecil dan sempit.

2. Waktu

Bila di bandingkan waktu kerja dan waktu di rumah lebih banyak adalah waktu di rumah/di tempat tinggal adalah waktu di rumah/honai, sebab perkiraan mulai keluar/kerja jam 8 pagi dan akan pulang ke rumah jam 5 sore, artinya 10 jam di luar rumah/tempat tinggal, 15 jam akan ada di dalam rumah atau/tempat tnggal tapi ini situasional sesuai urasa dan kebutuhan.

papuapucerita.blogspot.com
papuapucerita.blogspot.com

Salaman/jabat tangan, dalam kalangan masyarakat pegunugan papua, salaman atau jabat tagan memiliki makna yang mendalam dan penting, sebab ini membuktikan keterikatan atau persabahatan atau kasih sayang dengan hati yang tulus dan iklas serta menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terbatas kepada seseorang.

Kepada orang yang sudah lama berpisah dan bertemu atau kepada orang yang 1hari lewat tidak bertemu bahkan beberapa jam atau menit berpisah saat bertemu lagi akan salaman kembali. Hal ini memang tradisi yang di wariskan secara terus menerus dari moyang yang masih di lestarikan.

Kedukaan/pemakaman, rasa sedih dan duku yang mendalam adalah bagi orang papua pengunungan relah mengorbankan sebagian anggota Tubuh orang hidup....itradisi potong jari atau potong teligah terjadi apabila orang yang dikasih meninggal.

Tapi tradisi ini sudah berkurang bahkan sudah tidak ada. selain itu selama duka orang bisa menagis dalam waktu berjam-jam bahkan dari malam sampe malam, ini membuktikan bahwa nilai seorang manusia di atas segalanya.

indonesia-tourism.com
indonesia-tourism.com

Pesta bakar batu, acara atau tradisi ini dapat melibatkan banyak orang, dari berbagai kalangan, seperti kegiatan mengumpulkan bahan, perlengkapan kayu, daun dan batu, memotog ternak , mulai duduk memasak di kolam, memindahkan batu panas, menutup kolam, membuka kolam, duduk makan dan lain sebagainya, interaksi yang terjadi sangat dekat jaraknya.

Dari sekian kegiatan masyarakat yang dapat melibatkan banyak orang yang di mana sangat riskan dan fatal dalam tersebarnya Virus Corona saya tampilkan yang ini dulu.

Oke...sekarang kita masuk ke bagaimana penyebaran Virus Corona terjadi?  Di sini tidak bahas tentang corona, tetapi dengan penyebaran informasi yang ada ada beberapa info yang telah di bagikan di media, maksudnya agar agar kita membadingkan pola hidup dan pola interaksi, dalam penaggulan penyebaran virus corona.

istimewa
istimewa

Dari 9 langka ini, di kaitkan dengan yang telah saya ulas diatas, ada korelasinya, seperti, cuci tagan, jaga jarak, salaman/jabat tagan, bersin/batu, bersihkan perabotan rumah lainnya, kondisi sosial kehidupan kita tidak ada 1 pun yang memenuhi cara penyebaran corona, apa yang anda bayangkan sekarang setelah membaca ulasan di atas dan melihat  9 cara penyebaran corona? 

Apa lagi seandaya corona meraja lelah di Tanah Papua? yang cara penyebaranya pun sangat menyetuh urat nadi budaya dan tradisi sosial yang sudah berakar secara terus menerus, dalam waktu singkat belum tentu bisa mengubah kebiasan tinggal 1 honai, mengurug diri di rumah kalau honai milik banyak orang, yang lain kurung diri di honai mana lagi? 

.... Wiiii uk du wog nesek ar o... mengguburkan yang mati oleh petugas, keluarga korban tidak bisa kunjugi pasien yang sakit di ruang isolasi, ada istilah ...nare epma ninim waramuhuk uruk ahi etno...kata sepertu ini ucapan guyonan, tapi ringkasan filsafat, memiliki mana filosofi yang mendalam, sebab tidak mungkin mati sama juga too....? 

Saat corona menyebar dan meguasai kehidupan manusia kita pasti akan kewalahan menaganinya, dengab fasilitas dan tenaga kesehatan yang terbatas.

Keputusan bersama FORKOMPIMDA Propinsi Papua, ini bertujuan untuk menekan dan memutuskan Ratai Penyebaran Corona di Wilayah Propinsi Papua, Koputusan yang ambil ini sangat tepat dan memihak orang Papua, walaupun kita tau suatu keputusan itu biasa mengandung asas universal, kemanusian dan politis, makanya kita tidak heran kalau jakarta katakan  Melangkar aturan, dan bisa diproses pidanah, kita angkat topi dan kasih jempol putra putri papua, Gubernur/wakil, Pangdam, Kapolda, bupati dan Walikota se papua, DPRP dan MPR, Pengadilan dan Kejaksaaan, sepapua, yang isinya menutup semua akses keluar basuk manusia ke Tanah Papua. 

Saudara-saudarah yang terkasih, apa yang di putuskan dan di terapkan oleh bupati dan walikota kita sepapua, dan lebih khusus  Bupati Yalimo rakyat Yalimo harus ikuti saya percaya keputusan yang dikeluarkan memang setelah mempertimbagkan  atung dan ruginya, jadi di kampung2 tetap di kampung yang di jayapura dan wamena tetap di tempat.

Fasilitas penunjang seperti tenaga medis dan kelengkapannya tidak memadai, Rumah sakit dan peralatan di cukup di kab.kota, di papua ini tidak seperti daerah lain, salah satu cara terbaik sekarang adalah penutupan jalur traspirtasi, tinggal, kerja dan belajar dirumah, jaga jarak, cuci tagan, tdk jabat tagan, bersihkan rumah, makan makanan sehat, minum vitamin, dan lain-lain.

Sebagai orang- orang beriman, kondisi dan situasi di papua seperti ini, kita harus berdoa, memohon perlindungan dari Tuhan.

Semoga penyakit ini tidak sampai tersebar di kampung-kampung di papua, lebih khusus di papua pegunungan.

peekyou.com
peekyou.com

                                                                             wa..... wa ...........wa ...........

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun