Mohon tunggu...
Didik Supriyanto
Didik Supriyanto Mohon Tunggu... Administrasi - Jurnalis Indonesia

Tulislah apa yang kamu pikirkan, dan kerjakan apa yang kamu tuliskan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Santri Maestro Pendidikan (Orbituari Dr. H. Muhsinin Cholish, M.Si.)

14 Agustus 2022   22:33 Diperbarui: 15 Agustus 2022   07:35 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seorang akademisi, tentu saja beliau ketat dalam persoalan akademik bahkan memiliki standar yang sangat tinggi dalam keilmuan, namun dengan proses diskusi bersama biasanya menjadi mudah. Ide-ide segar dan solusi jalan keluar seakan tak pernah habis jika berdiskusi bersama beliau.

*Pekerja Keras dan Ahli Riyadhah*

Pak Sinin adalah sosok seorang pekerja keras sebab mengelola lembaga pendidikan butuh sumber daya yang besar dan harus berimbang antara kebutuhan pribadi, keluarga dan keberlangsungan institusi. Jatuh bangun dalam persoalan ekonomi menjadi hal biasa bagi beliau namun tidak ada kata menyerah. 

Beliau meyakini bahwa tidak ada kata rugi dalam berinvestasi di dunia pendikan sebab sebagai seorang santri semua diniatkan untuk ibadah, mengabdi pada Allah SWT.

Di samping berikhtiyar secara dzahir, Pak Sinin tidak pernah melupakan _riyadhah_ (olah jiwa). Berpuasa, wirid, membaca manaqib dan lain-lain selalu beliau lalukan. Pernah suatu ketika beliau mendapatkan tantangan dari gurunya, yakni KH. Basyaruddin Ismail untuk membaca Surat Waqi'ah sebanyak 4444 kali dan tanpa ragu sedikitpun beliau jalani. 

Sambil berpuasa, beliau kemudian uzlah ke makam Syaikh Ibrahim Samarqandi selama beberapa hari. Jika ada suatu persoalan yang mendesak misalnya, beliau sering memilih untuk berpuasa selama beberapa hari bahkan sampai 40 hari.

Pemikiran-pemikiran besar dan impian beliau akhirnya tidak diimbangi kesehatan akibat kemampuan fisik yang semakin menurun. Sejak melaksanakan ibadah haji pada 2006 beliau terdiagnosa Diabetes. Setelah berjuang selama puluhan tahun, kira-kira dua tahun terakhir beliau kehilangan penglihatannya. Hal itupun tidak pernah menyurutkan semangat beliau. 

Dalam keadaan tanpa penglihatan beliau tetap beraktivitas dengan impian-impiannya sampai akhirnya pada 13 Agustus 2022 pagi, beliau harus menghadap sang khalik dalam usia 55 tahun setelah seminggu dirawat di RSI Sakinah akibat gagal ginjal. _Innalillahi wainna ilaihi raijun.._ Selamat jalan sang kakak, guru dan orang tua kami![red]

Riwayat Singkat Dr. H. Muhsinin Cholish, M.Si.

Lahir: Mojokerto, 29 Desember 1966

Nama Istri: Masfiyah Qomari, S.Ag.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun