Mohon tunggu...
Didik Sugiyanto
Didik Sugiyanto Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

Dosen Teknik Mesin Universitas Darma Persada

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Potensi Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Gunung Halu dengan Pembuatan Mesin Pengering

28 Desember 2019   13:45 Diperbarui: 28 Desember 2019   14:04 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kopi Gunung Halu, Desa Gunung Halu merupakan desa terpencil yang berada di Kabupaten Bandung Barat butuh waktu sekitar 3 jam dari kota Bandung dengan medan terjal perbukitan untuk mencapai lokasi yang berada di pusat pengolahan kopi yaitu Dukuh Tangsi Jaya Desa Gunung Halu. Berbicara mengenai kopi Bandung tidak terlepas dari dari sentra penghasil kopi yaitu kopi Gunung Halu yang khas akan daerah yang sejuk yang dikelilingi oleh perbukitan.

Pada musim panen kopi Gunung Halu sangat melimpah kebanyakan mereka langsung menjual ke tengkulak berupa biji basah, hal ini dikarenakan tidak memungkinkan untuk diolah langsung oleh para penduduk hal tersebut juga dikarenakan cuaca yang kurang mendukung untuk proses penjemuran biji kopi basah hasil dari petik di kebun.

Sumber daya manusia penduduk Desa Gunung Halu rata-rata Sekolah Dasar sekitar 85 persen dan sisanya rata-rata tidak sekolah atau tidak tamat sekolah dasar. Selanjutnya dalam proses pengolahan kopi cenderung kurang adanya teknologi yang lebih maju termasuk dalam proses pemasaran yang masih mengandalkan sistem pesanan langsung atau konsumen datang langsung ke lokasi sehingga banyak orang kurang mengenal kopi Gunung Halu yang sangat potensial apabila dikembangkan dengan teknologi yang lebih maju baik dari segi pengolahan maupun pemasaran yang saat ini untuk pemasaran lebih ke teknologi informasi.

Pekerjaan para penduduk pada waktu siang hari kebanyakan berkebun kopi, sehingga hampir semua mata pencaharian penduduk khususnya Dukuh Tangsi Jaya Desa Gunung Halu adalah berkebun kopi dimana lahan perkebunan kopi saat ini sekitar 20 hektar yang sudah menghasilkan buah ditambah dengan beberapa lokasi yang mulai dikembangkan pembibitan. Untuk Kawasan ini merupakan Kawasan hutan lindung RPH sehingga para petani kopi sifatnya masih bagi hasil dengan pihak Perhutani.

Jenis kopi Gunung Halu ada dua macam yaitu kopi robusta dan kopi arabika karena perkembangan waktu saat ini yang lebih laku adalah kopi arabika yang banyak diminati oleh masyarakat umum maka gunung halu banyak mengembangkan pembibitan kopi Arabika.

Untuk pengolahan kopi saat ini sudah dikembangkan yaitu berapa di Koperasi Rimba Lestari yang letaknya di Dukuh Tangsi Jaya Desa Gunung Halu Kabupaten Bandung Barat, dimana dalam pengelolaannya sebagai ketua adalah Opan Sopandi dan dibantu oleh beberapa orang anggota yang setiap harinya berapada di koperasi tersebut mulai dari proses pengolahan sampai dengan penjualan. Koperasi saat ini melayani konsumen mulai dari biji basah sampai dengan kopi bubuk yang siap saji.

Proses pengolahan kopi merupakan hal penting dalam menghasilkan kopi yang baik maka perlunya adanya teknologi tepat yang bisa memproses pengolahan kopi. Desa Gunung Halu yang mana saat ini dalam proses pengolahan kopi cenderung berbasis teknologi yang masih standar cenderung kurang berteknologi hal ini wajar karena penduduk di Desa Gunung Halu yang pendidikannya masih kurang dan terbatasnya dana untuk pengebangan peralatan pengolahan biji kopi, walaupun sebenarnya sudah ada bantuan dari pemerintah mengenai penyuluhan tentang pengolahan kopi tetapi saat ini para penduduk saat masih belum bisa mengikuti perkembangan industri pengolahan kopi yang ada.

Proses pengolahan kopi di Desa Gunung Halu saat ini masih kurang maju pada musim panen masih terkendala adanya proses pengeringan masalahnya pada waktu musim panen saat itu curah hujan sangat tinggi maka untuk proses pengeringannya cukup lama, dimana dalam proses pengeringan juga masih tergolong biasa yaitu dengan memanfaatkan panas matahari sehingga kalau hujan datang mereka langsung menggulung tempat jemuran sehingga kurang praktis dan cenderung kurang bersih karena berapa di tempat terbuka dimana banyak hewan ternak yang berkeliaran.

Berkaitan dengan adanya proses pengolahan kopi yang yang ada di Desa Gunung Halu tersebut maka Tim dari Universitas Darma Persada yang diketuai oleh Yefri Chan beranggotakan Aep dan Didik mengadakan Program Teknologi Tepat Guna bagi Masyarakat dengan membuat Mesin Pengering Hybrid berbasis energi matahari dan biomassa. Program tersebut merupakan program Kementrian Ristek Dikti yaitu Program Pengembangan Teknologi Tepat Guna dimana program tersebut arahnya sebagai pengabdian masyarakat yang dilaksanakan perguruan tinggi dalam menerapan tridarma perguruan tinggi. Dimana dalam pelaksanaan program tersebut dibuatlah sebuah Mesin Pengering yang mampu mengatasi permasalahan penduduk khususnya ditempat pengolahan kopi yaitu Koperasi Rimba Lestari sehingga mengurangi pekerjaan dan menghasilkan kopi yang lebih bersih.

media-2-5df92183d541df5aed3841e6.jpg
media-2-5df92183d541df5aed3841e6.jpg

Mesin Pengering Kopi Hybrid Berbasis Energi Matahari dan Biomassa (Foto Dokumen Pribadi)

Konsep dari mesin pengering kopi hybrid digunkan sebagai pengering biji kopi basah hasil panen petani kopi di Desa Gunung halu yang prinsip kerjanya adalah kopi yang akan dikeringkan dimasukkan kedalam rak penampung dan diratakan, ketebalan kopi tidak lebih dari 5 cm, jika sinar matahari bagus tidak perlu menyalakan tungku gas, waktu proses pengeringan berlangsung. Kalau cahaya matahari kurang bagus nyalakan tungku gas, dengan melihat indikator suhu untuk menentukan besar kecilnya api suhu yang ada dalam ruang pengering sekitar 40 derajat celcius.

Manfaatnya bagi kelompok tani kopi yang mengelola hasil panen kopi dari para petani kopi adalah proses pengeringan lebih cepat yang biasanya untuk cuaca cerah yang ada di Desa Gunung Halu proses pengeringan bisa mencapai 8 sampai 10 hari dengan adanya mesin ini bisa dikeringkan dengan waktu 5 sampai 6 hari. Selanjutnya pada musin hujan mesin pengering ini juga bisa difungsikan dengan menggunakan tungku pembakaran yang sudah dirancang sedemikian rupa sehingga proses pengeringan bisa tetap berjalan.

Dampak sosial membantu bagi masyarakat Desa Gunung halu menambah peluang kerja dengan adanya mesin pengering yang ada maka stok bahan baku yang masuk menjadi lebih banyak sehingga proses pengolahan menjadi lebih besar sehingga membutuhkan sumber daya manusia yang lebih banyak sehingga bisa memberikan peluang kerja bagi masyarakat sekitar untuk ikut dalam proses pengolahan kopi yang ada di Desa Gunung Halu

Untuk rencana kedepan perlunya adanya penambahan alat khususnya dalam pengolahan kopi yang sudah dikeringkan menjadi kopi jadi yang siap dijual memerlukan beberapa proses lagi diantaranya proses sangrai dan proses penepungan dalam hal ini peralatan yang ada di tempat pengolahan kopi terhitung masih kurang memadai dimana peralatan yang ada kapasitasnya masih kecil, apabila musim panen tiba stok bahan baku cukup banyak sedangkan untuk proses sangrai mesinnya hanya satu sehingga perlu adanya penambahan mesin baru yang kapasitasnya lebih besar dan lebih baik teknologinya sehingga hasil kopi yang ada juga berpengaruh pada kualitas produksi kopi tersebut. Sebagai rencana keberlanjutan universitas darma persada akan menambah peralatan pengolahan kopi yang lebih baik dan juga memberikan pelatihan khususnya bidang manajemen pemasaran berbasis teknologi informasi agar kopi Gunung Halu lebih dikenal masyarakat lebih luas.

media-3-5df921cfd541df26524ea6f2.jpeg
media-3-5df921cfd541df26524ea6f2.jpeg

Tim Pelaksana PPTG Universitas Darma Persada dari kiri Yefri Chan, Arif, M Solichin, Opan Sopandi, Aep, Rusdi, Didik. (Foto Dokumen Pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun