Selamat kepada bangsa Indonesia yang telah sukses menjalankan Pesta Demokrasi. Jalannya Pemilu kali ini dapat dikatakan berhasil berjalan dengan baik tanpa gangguan yang datang dari manapun. Yang menarik adalah setelah hasil hitung cepat keluar, PDIP yang selama ini diprediksi akan bersaing ketat dengan Partai Golkar berhasil meraup peringkat pertama dengan suara hampir 20 persen, lalu diikuti dengan partai Golkar diperingkat kedua dengan 14 persen suara dan disusul Partai Gerindra dengan 11 persen suara.
Setelah hasil yang menarik ini, justru mulai muncul pemberitaan-pemberitaan yang mulai mempertanyakan mengapa PDIP hanya meraih suara sebesar itu? Bukankah PDIP diprediksi dapat meraup 30-35 persen dengan mendukung Jokowi sebagai Capres? Atau apakah Jokowi effect ternyata tidak berpengaruh atau bahkan sebenarnya tidak ada?
http://m.okezone.com/read/2014/04/09/568/967811/jokowi-effect-mandul
http://m.detik.com/news/read/2014/04/09/170802/2550363/1563/jokowi-effect-nggak-ngefek
http://m.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/04/09/efek-jokowi-tidak-besar-rakyat-sudah-pintar
http://m.okezone.com/read/2014/04/09/568/967926/jokowi-ditinggal-pendukung-usai-umumkan-pencapresan
http://www.aktual.co/politik/182915jokowi-effect-hanyalah-bubbles-media
Mungkin benar apa yang dikatakan banyak orang selama ini bahwa Jokowi belum saatnya untuk menjadi Capres, beliau perlu membuktikan terlebih dahulu kapasitasnya dalam memimpin Jakarta selama 5 tahun, atau bahkan perlu dilihat kapasitasnya menangani kasus nasional. Beberapa teman bahkan sempat berkata bahwa Jokowi belum saatnya untuk menjadi Capres, lebih baik Jokowi tunjukan dahulu dengan melakukan perubahan ke arah yang lebih baik untuk kota Jakarta.
Usai hasil yang mengagetkan ini, lalu apakah yang dilakukan oleh PDIP? Apakah muka murung Jokowi tadi menjadi tanda bahwa PDIP batal mendukung Jokowi menjadi calon presiden?
Bisa jadi, karena telah terbukti bahwa Jokowi Effect yang selama ini dikagum-kagumkan dan dibesar-besarkan tidak terbukti. Mungkin bisa saja PDIP mencari calon lain untuk menjadi Calon Presiden, setelah meraup suara yang sebenarnya tidak jauh dari suara PDIP tanpa Jokowi Effect. Selain itu, bisa jadi ternyata banyak pemilih yang sebenarnya ingin memilih PDIP namun karena PDIP mengusung Jokowi yang belum terbukti, mengalihkan suaranya untuk Partai lain.
Terlihat pada hasil hitung cepat, Jokowi Effect terbukti tidak punya effect. Mungkinkah Megawati membatalkan surat dukungannya kepada Jokowi dan kembali bertarung untuk menjadi Capres? Masih nampak saru untuk melihat apa yang akan terjadi kedepan, koalisi-koalisi partai mana yang akan menjadi banyak perbincangan, dan tentu saja pertarungan akan semakin seru. Hal ini tentu saja masih dipengaruhi oleh Golongan Tua yang masih berebut kursi Presiden.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H