Mohon tunggu...
didik samen
didik samen Mohon Tunggu... Jurnalis - aquarius

aquarius

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Kapan Sampai Waktunya Celetukannya pun Mandek

13 Februari 2020   11:41 Diperbarui: 13 Februari 2020   11:51 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau sampai waktunya naqnti katanya  carut marut yang diembunyikan itu akan terkuak juga , penyelewengan berbagai proyek pembangunan disana sini terkesan dibiarkan  hal ini melekat pada jabatan seolah -olah  yang namanya kades  tak tersentuh oleh aparat hukum karena sama -sama mengemban amanan jabatan .

Hal itu  dikatakan banyak orang kalau jabatan kades adalah jabatan Basah yang tak akan bisa disentuh oleh hukum , bauk hukum normatif maupun hukum negara. sekalipun menggelapkan dana milyaran , kalau didesaku  hal itu dianggap latah , biasa saja , habis bagaimana nyalonnya juga habis milkyadrdan , kalua nggak dengan cara seperti itu  mbaliknya bagaiamana ?" celetuk kang bawi yang tukang becak itu , kalau  Kepala desa ngantongi bantuan pemerintah ke dalam  Kantong pribadinya itu wajar. yang hak pengguna anggaran ya dia.

Perencana anggaran dia, pemroposisi angaran dia, bahkan tak jarang pelaksananya juga CV dia . kasus kasus Penyelewenagn dana desa yang terkesan dibiarkan , tak ada pengawasan dan penggunaannya yang longgar syarat dengan penyelewengan  belum juga terselesaiakn , sebab kalau ditegasi kemungkinan malahan pemerintahan desa  tiadak akan jalan,  simalakama . banyaknya kades yang terjearat masalah pengalokasian  anggaran Desa membawa dampak  sistematis Korupsi berjamaah. 

Dimana  tak ada aparat yang bisa menyetuh ke akar persoalan, sebab pengawasannya bagaimana  relokasi anggaran pun dapat di rencanakan  kalau sudah terjerat berbagai masalah bisasanya lalu  Uang desa digondhol dan tidurnya sehari hari di hotel, dan malahan  pegang kabel setiap hari. kades ini lebih parah lagi katanya bang gendhis ,  tidur di  hotel berbintang samapi  tiga bulanan .

Bukan apa apa, kalau ditanyakan kemana , jawabannay selalu rapat -dan rapat . kdes ini terbilang paling hebat  di daerahku, sebagai penakhluk wanita , setiap wanita yang diinginkannya pasti takluk dan ditinggali bayi mungil hasil hubungan gelapnya .

ada lagi kades yang menujual bondo deso  dan tidak diproses Hukum .kades ini mempunyai persoalan pembanguna gedung serba guna yang tidak dialokasikan , lalu setelah bermasalh lagi lagi menghilang dan tiak pernah ngantor, tiap hari tinggal di lokalisasi dan karaoke , ditemui di rumahnya tidak bisa , karena terlilit banyak hutang karena gengsi dan gayanya.dilain pihak ada proyek siluman yang menindihnya ,

Tumpangin dengan kasus renovasi dari bantuan dan perubahan , kepet lalau  minta alokasi dengan bentuk lain swadaya, penggalangan dana dari msyarakat dengan laih alih tlud dan pengaspalan jalan . penyelewengan Oknum oknum kades seperti catatan bernatai , beruntun , berulang ulang, namun tak juga kunjung dapat diselesaikan secara baik-baik dan duduk bersama . ( del Boven Dieghul)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun