Mohon tunggu...
DIDIK FADILAH
DIDIK FADILAH Mohon Tunggu... Lainnya - a life-long learner

“Ikatlah ilmu dengan tulisan”.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Belajar Bahasa itu Bukan Soal Bakat Tapi Soal Mindset

16 Januari 2025   04:32 Diperbarui: 16 Januari 2025   09:08 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belajar bahasa sering dianggap sebagai kemampuan bawaan atau bakat, tetapi sesungguhnya, itu lebih tentang bagaimana kita memandang prosesnya. Mindset adalah kunci utama, dan ketika kita memahami hal ini, kemampuan belajar bahasa menjadi keterampilan seumur hidup, bukan sekadar tujuan jangka pendek. 

Dalam artikel ini, saya akan membahas 5 prinsip penting yang akan menjadikan belajar bahasa sebagai bagian dari kehidupan kita.

Mungkin kita pernah merasa frustrasi saat mencoba belajar bahasa baru, merasa kewalahan, atau bahkan ragu pada kemampuan diri sendiri. Banyak orang yang merasa gagal, bukan karena kurang cerdas atau kurang sumber daya, tetapi karena pendekatan yang salah. Buku tata bahasa, aplikasi, dan kartu kosakata hanyalah alat. Tanpa mindset dan sistem yang tepat, alat tersebut tidak akan efektif. Belajar bahasa adalah tentang membangun kepercayaan diri, memperluas pandangan, dan menjadi pribadi yang tidak mudah menyerah.

Mari kita pecahkan langkah-langkahnya.

1. Ubah Identitas Kita

Langkah pertama dalam belajar bahasa adalah mengubah cara kita melihat diri sendiri. Jika kita terus berpikir, "Saya buruk dalam belajar bahasa," tidak ada metode yang akan berhasil. Sebaliknya, mulai ubah identitas. Alih-alih berkata, "Saya mencoba belajar bahasa Inggris," ubah menjadi, "Saya sedang menjadi seseorang yang berbicara bahasa Inggris."

Sebagai contoh, seseorang pernah kesulitan belajar bahasa Prancis. Namun, saat ia mulai menyebut dirinya sebagai "penutur bahasa Prancis dalam proses," segalanya berubah. Ia lebih percaya diri memulai percakapan, menikmati proses, dan akhirnya berbicara dengan lancar. 

2. Ciptakan Ekosistem Bahasa

Belajar bahasa tidak seharusnya menjadi aktivitas terpisah dalam jadwal harian kita. Sebaliknya, jadikan bahasa itu bagian dari kehidupan sehari-hari. Ubah pengaturan bahasa di ponsel kita, laptop, ikuti kreator konten yang berbicara bahasa target, dan dengarkan musik atau podcast dalam bahasa tersebut.

Saya mengenal seseorang yang berhasil belajar bahasa korea hanya dengan menonton acara memasak makanan korea setiap malam. Ia tidak menyadari seberapa banyak yang telah ia pelajari sampai akhirnya ia bisa berbicara bahasa korea tanpa hambatan. Bahasa adalah lingkungan, bukan sekadar kegiatan. 

3. Terima Tahap Awal yang Canggung

Tahap awal belajar bahasa sering kali tidak nyaman, mungkin salah mengucapkan kata, lupa kosakata dasar, atau bahkan membuat kesalahan yang memalukan. Tetapi fase ini adalah bagian alami dari proses, dan semua orang mengalaminya. Perbedaannya adalah bagaimana cara kita merespons.

Dokpri (Warsawa, tahun 2007)
Dokpri (Warsawa, tahun 2007)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun