Mohon tunggu...
DIDIK FADILAH
DIDIK FADILAH Mohon Tunggu... Lainnya - a life-long learner

“Ikatlah ilmu dengan tulisan”.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Belajar Menulis dari Ernest Hemingway: Tips yang Tetap Relevan Hingga Kini

4 Desember 2024   04:32 Diperbarui: 4 Desember 2024   07:12 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ernest Hemingway (Sumber : Lloyd Arnold, Public domain, via Wikimedia Commons)

Pada musim semi tahun 1934, seorang penulis muda bernama Arnold Samuelson melakukan perjalanan dari Minnesota ke Florida. Tujuannya bertemu dengan penulis favoritnya, Ernest Hemingway. Samuelson sedang merasa putus asa dengan tulisannya dan berharap menemukan mentor yang bisa membimbingnya menjadi penulis yang lebih baik.  

Keberanian Samuelson membawa dirinya langsung ke pintu rumah Hemingway, di mana ia memohon beberapa menit untuk berbicara. Tak disangka, Hemingway menyetujui permintaannya! Meski Hemingway tidak terlalu terkesan dengan tulisan Samuelson, ia mengagumi dedikasi dan keseriusan pemuda tersebut. Hemingway, yang saat itu bersiap untuk berlayar dengan kapalnya, bahkan mengundang Samuelson untuk ikut sebagai kru.  

Dalam perjalanannya, Samuelson mendapat kesempatan untuk berdiskusi dengan Hemingway tentang seni menulis. Hemingway memberikan saran yang kemudian ia bagikan dalam artikelnya, "Monologue to the Maestro" (1935). Salah satu pertanyaan Samuelson adalah: "Bagaimana seorang penulis melatih dirinya?" Hemingway memberikan sebuah latihan yang dirancang untuk mempertajam kemampuan observasi, yang esensial untuk menggambarkan pengalaman secara hidup dalam tulisan.  


Latihan ini terbagi menjadi tiga langkah sederhana:  


1. Amati dan Deskripsikan dengan Detail


Pilih situasi untuk diamati secara saksama, lalu coba ceritakan ulang dengan kata-kata. Untuk Samuelson, situasi ini adalah memancing. Untuk Anda, bisa jadi perjalanan ke kantor, belanja di toko, atau makan di restoran. Fokus pada apa yang terjadi dan emosi yang Anda rasakan.  

Hemingway berkata, "Perhatikan apa yang terjadi hari ini. Jika kita menangkap ikan, lihat persis apa yang dilakukan semua orang. Ingat tindakan apa yang membuat Anda merasakan emosi itu, apakah cara tali pancing menegang seperti senar biola atau cipratan air saat ikan melompat. Tuliskan semuanya dengan jelas sehingga pembaca bisa merasakan hal yang sama."  

Latihan ini mengajarkan kita untuk tidak sekadar mengatakan sesuatu itu seru atau menarik, kita harus menunjukkan alasannya. Misalnya, dalam novel Hemingway, "The Old Man and the Sea", ia menggambarkan kehidupan nelayan dengan sangat detail. Kita bisa merasakan semprotan air laut, panas matahari, hingga kelelahan Santiago saat mencoba menangkap marlin raksasa.  


2. Latih Empati


Latihan kedua adalah mengamati emosi dan reaksi orang lain dalam situasi yang Anda amati. Hemingway menekankan pentingnya empati bagi seorang penulis. Ia berkata, "Masuklah ke dalam pikiran orang lain. Jangan hanya berpikir siapa yang benar atau salah, tetapi pahami sudut pandang keduanya. Sebagai penulis, tugas Anda bukan untuk menghakimi, melainkan untuk memahami."  

Dalam "The Old Man and the Sea", Hemingway membawa kita ke dalam pikiran Santiago, membuat kita merasakan impian, kesendirian, dan keberaniannya. Sebagai penulis, cobalah membayangkan apa yang dipikirkan orang lain, entah itu seseorang yang memotong antrean atau teman yang tidak menikmati pameran seni yang Anda sukai. Empati ini juga membantu Anda menulis untuk pembaca, memahami apa yang mereka butuhkan agar bisa terhubung dengan cerita Anda.  


3. Ulangi dan Latih Terus

 
Langkah terakhir: praktikkan terus langkah satu dan dua. Hemingway berkata, "Ketika orang berbicara, dengarkan sepenuhnya. Jangan sibuk memikirkan apa yang akan Anda katakan. Perhatikan segala sesuatu di sekitar Anda, apa yang Anda lihat, dengar, dan rasakan. Itu semua adalah latihan."  

Latihan ini membantu kita menciptakan deskripsi yang hidup dan menarik. Dengan latihan yang konsisten, Anda akan mengubah paragraf biasa menjadi cerita yang menggugah emosi pembaca.  

Hemingway pernah berkata, "Semua buku yang baik terasa lebih nyata daripada jika itu benar-benar terjadi. Setelah selesai membacanya, Anda merasa semua itu terjadi pada Anda."  

Hemingway mengingatkan kita bahwa menulis adalah perjalanan tanpa akhir: "Kita semua adalah murid dalam keahlian yang tidak akan pernah kita kuasai sepenuhnya."  

Jadi, mari terus belajar, berlatih, dan menulis, siapa tahu, suatu hari tulisan kita bisa menginspirasi orang lain seperti karya Hemingway.

Sumber :
https://www.themarginalian.org/2016/01/04/with-hemingway-arnold-samuelson-writing/

https://dianedrake.com/wp-content/uploads/2012/06/Hemingway-Monologue-to-the-Maestro1.pdf

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun