Pada musim semi tahun 1934, seorang penulis muda bernama Arnold Samuelson melakukan perjalanan dari Minnesota ke Florida. Tujuannya bertemu dengan penulis favoritnya, Ernest Hemingway. Samuelson sedang merasa putus asa dengan tulisannya dan berharap menemukan mentor yang bisa membimbingnya menjadi penulis yang lebih baik.
Keberanian Samuelson membawa dirinya langsung ke pintu rumah Hemingway, di mana ia memohon beberapa menit untuk berbicara. Tak disangka, Hemingway menyetujui permintaannya! Meski Hemingway tidak terlalu terkesan dengan tulisan Samuelson, ia mengagumi dedikasi dan keseriusan pemuda tersebut. Hemingway, yang saat itu bersiap untuk berlayar dengan kapalnya, bahkan mengundang Samuelson untuk ikut sebagai kru.
Dalam perjalanannya, Samuelson mendapat kesempatan untuk berdiskusi dengan Hemingway tentang seni menulis. Hemingway memberikan saran yang kemudian ia bagikan dalam artikelnya, "Monologue to the Maestro" (1935). Salah satu pertanyaan Samuelson adalah: "Bagaimana seorang penulis melatih dirinya?" Hemingway memberikan sebuah latihan yang dirancang untuk mempertajam kemampuan observasi, yang esensial untuk menggambarkan pengalaman secara hidup dalam tulisan.
Latihan ini terbagi menjadi tiga langkah sederhana:
1. Amati dan Deskripsikan dengan Detail
Pilih situasi untuk diamati secara saksama, lalu coba ceritakan ulang dengan kata-kata. Untuk Samuelson, situasi ini adalah memancing. Untuk Anda, bisa jadi perjalanan ke kantor, belanja di toko, atau makan di restoran. Fokus pada apa yang terjadi dan emosi yang Anda rasakan.
Hemingway berkata, "Perhatikan apa yang terjadi hari ini. Jika kita menangkap ikan, lihat persis apa yang dilakukan semua orang. Ingat tindakan apa yang membuat Anda merasakan emosi itu, apakah cara tali pancing menegang seperti senar biola atau cipratan air saat ikan melompat. Tuliskan semuanya dengan jelas sehingga pembaca bisa merasakan hal yang sama."
Latihan ini mengajarkan kita untuk tidak sekadar mengatakan sesuatu itu seru atau menarik, kita harus menunjukkan alasannya. Misalnya, dalam novel Hemingway, "The Old Man and the Sea", ia menggambarkan kehidupan nelayan dengan sangat detail. Kita bisa merasakan semprotan air laut, panas matahari, hingga kelelahan Santiago saat mencoba menangkap marlin raksasa.
2. Latih Empati
Latihan kedua adalah mengamati emosi dan reaksi orang lain dalam situasi yang Anda amati. Hemingway menekankan pentingnya empati bagi seorang penulis. Ia berkata, "Masuklah ke dalam pikiran orang lain. Jangan hanya berpikir siapa yang benar atau salah, tetapi pahami sudut pandang keduanya. Sebagai penulis, tugas Anda bukan untuk menghakimi, melainkan untuk memahami."
Dalam "The Old Man and the Sea", Hemingway membawa kita ke dalam pikiran Santiago, membuat kita merasakan impian, kesendirian, dan keberaniannya. Sebagai penulis, cobalah membayangkan apa yang dipikirkan orang lain, entah itu seseorang yang memotong antrean atau teman yang tidak menikmati pameran seni yang Anda sukai. Empati ini juga membantu Anda menulis untuk pembaca, memahami apa yang mereka butuhkan agar bisa terhubung dengan cerita Anda.
3. Ulangi dan Latih Terus
Langkah terakhir: praktikkan terus langkah satu dan dua. Hemingway berkata, "Ketika orang berbicara, dengarkan sepenuhnya. Jangan sibuk memikirkan apa yang akan Anda katakan. Perhatikan segala sesuatu di sekitar Anda, apa yang Anda lihat, dengar, dan rasakan. Itu semua adalah latihan."