Dalam dunia saat ini, kemampuan untuk fokus hampir seperti mempunyai kekuatan super. Kadang kita sulit berkonsentrasi pada satu tugas selama berjam-jam. Padalah jika bisa fokus, kita bisa mencapai hasil yang diinginkan dengan lebih cepat.
Kita memiliki dua jenis fokus: fokus tersebar dan fokus terarah. Fokus tersebar adalah perhatian yang terbagi secara luas. Ini adalah tipe multitasking yaitu mencoba melakukan banyak hal sekaligus misalnya membersihkan rumah sambil berbicara di telepon, sambil memasak makan malam. Atau seseorang yang mencoba fokus pada satu hal, tetapi terus memikirkan hal lain pada saat yang sama. Ini adalah apa yang kebanyakan orang lakukan. Mereka membagi perhatiannya ke banyak hal berbeda.
Masalah dengan tipe fokus ini adalah otak kita sangat buruk dalam berpindah antara banyak hal sekaligus. Saat kita beralih dari satu tugas ke tugas lain, itu bukan perpindahan instan. Sebaliknya, otak kita harus "memuat" konteks dari apa pun yang Anda lakukan ke dalam memori kerja. Saat kita terus-menerus mengalihkan perhatian dari satu hal ke hal lain, ini memaksa otak kita untuk memuat dan memuat ulang konteks berulang kali. Pada dasarnya, kita akhirnya membuang banyak energi mental untuk berpindah-pindah, yang membuat kita kelelahan tanpa menyelesaikan banyak hal.
Sebaliknya, kita memiliki fokus terarah. Kita mencapainya dengan mengarahkan perhatian pada satu tindakan, sambil mengabaikan segala sesuatu yang lain. Inilah yang seharusnya kita capai, dan ini adalah cara para pencapai tinggi mengarahkan fokus mereka. Mereka berkonsentrasi pada satu hal pada satu waktu, seperti sinar laser, dan melakukan hal itu semaksimal mungkin sambil mengabaikan semua rangsangan lain.
Jadi, apa yang bisa kita lakukan untuk menghindari fokus tersebar? Sederhana. Anda harus berusaha menghilangkan semua gangguan dan menghindari rangsangan apa pun yang dapat merusak konsentrasi Anda.
Mari kita lihat ini dengan cara berikut. Misalnya, kita memiliki 5 unit fokus yang tersedia setiap saat. Itu berarti kita bisa menggunakan 5 unit itu sesuai keinginan. Misalnya, kita bisa menggunakan semuanya untuk belajar, sehingga mencapai fokus terarah. Sekarang, misalnya seseorang masuk ke kamar saat kita sedang belajar dan memberi tahu bahwa makan malam akan siap dalam 45 menit.
Bahkan jika kita sangat berkonsentrasi dan interaksi itu hanya berlangsung selama 10 detik, perhatian kita kini terbagi. Makan malam sekarang ada dalam pikiran, dan fokus kita tidak akan sebaik sebelumnya. Salah satu unit fokus telah digunakan untuk memikirkan makan malam, sehingga mengurangi fokus pada sesi belajar. Akan butuh waktu sebelum kita dapat sepenuhnya mendapatkan kembali konsentrasi, dan kita akan menghabiskan energi mental dalam prosesnya.
Kita mungkin selalu membawa barang yang mengganggu ini ke mana pun kita pergi yaitu ponsel kita. Perangkat kecil ini adalah mesin anti-fokus terbesar. Ponsel berbunyi, bergetar, dan setiap kali kita menerima notifikasi baru, itu membuat suara. Bunyi itu saja sudah cukup untuk mengalihkan pikiran dari hal yang seharusnya kita fokuskan.
Namun, meskipun ponsel dalam mode senyap, kita sangat mungkin untuk sekadar meliriknya saat merasa bosan. Dengan demikian, perhatian pun terbagi. Tentu saja, ini tidak berarti kita harus membuang ponsel atau hidup tanpa ponsel. Sebaliknya, saya hanya menyarankan bahwa kapan pun kita ingin berkonsentrasi pada sesuatu, letakkan ponsel di tempat di mana kita tahu itu tidak akan mengganggu, dan kita tidak akan tergoda untuk melihatnya.
Namun, ponsel bukan satu-satunya hal yang membagi fokus kita. Apa pun bisa melakukannya, tetapi ponsel mungkin adalah penyumbang terbesar. Intinya adalah menyadari kemungkinan gangguan dan menghindarinya.