Mendengar vs. Mendengarkan: Apa Bedanya?
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar suara di sekitar kita---anak-anak bermain, kendaraan berlalu-lalang, bahkan suara televisi yang diputar. Tapi, pernah nggak kita berpikir, "Apakah saya hanya mendengar atau benar-benar mendengarkan?"
Dari buku "Listen! The Art of Effective Communication" karya Dale Carnegie & Associates, kita bisa mempelajari bahwa ada perbedaan besar antara mendengar (hear) dan mendengarkan (listen). Mungkin terlihat sepele, tapi kemampuan untuk mendengarkan dengan baik sebenarnya bisa mengubah cara kita berkomunikasi, terutama dalam hubungan sehari-hari, baik itu di rumah, di tempat kerja, atau saat bertemu teman-teman.
Mari kita bahas lebih dalam tentang perbedaan antara "mendengar" dan "mendengarkan" ini dengan bahasa yang sederhana.
Mendengar (Hear): Proses Pasif
Mendengar adalah proses yang kita lakukan secara otomatis. Ketika kita mendengar sesuatu, sebenarnya kita tidak perlu berusaha untuk melakukannya. Itu adalah respons alami tubuh terhadap suara di sekitar kita. Saat telinga kita menangkap suara, otak kita merespons dengan mengidentifikasi apa yang kita dengar. Ini bisa berupa suara latar, percakapan, atau musik.
Kebanyakan dari kita "mendengar" sepanjang hari tanpa benar-benar menyadarinya. Sebagai contoh, kita mungkin mendengar suara AC di ruangan, lalu lintas di luar, atau bahkan obrolan tetangga. Tapi apakah kita benar-benar memperhatikan suara-suara itu? Mungkin tidak.
Menurut buku Carnegie, mendengar adalah aktivitas pasif. Itu artinya kita hanya menangkap suara tanpa harus memprosesnya lebih lanjut. Tidak ada keterlibatan emosional atau fokus mendalam saat mendengar. Bisa dibilang, kita hanya menangkap bunyi yang lewat.
Mendengarkan (Listen): Proses Aktif
Nah, mendengarkan adalah hal yang berbeda. Mendengarkan adalah proses aktif, yang berarti kita secara sadar memfokuskan perhatian kita pada apa yang dikatakan. Saat kita mendengarkan, kita tidak hanya sekadar menangkap suara, tapi juga mencoba memahami maknanya.