Mohon tunggu...
DIDIK FADILAH
DIDIK FADILAH Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis / Pembaca / Pembicara / Pendengar

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. (Pramoedya Ananta Toer)

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ucapan Bisa Jadi Obat atau Luka? Begini Cara Memilih Kata yang Tepat

8 September 2024   09:49 Diperbarui: 8 September 2024   10:05 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah nggak kamu ngerasa tersinggung sama kata-kata seseorang, padahal mungkin mereka nggak bermaksud begitu? Atau sebaliknya, kamu ngerasa cuma ngomong biasa aja, tapi orang yang mendengarnya malah jadi baper atau sakit hati? Nah, hal-hal semacam ini sebenarnya bisa dicegah kalau kita lebih bijak dalam memilih kata yang tepat.


Buku "Apakah Ucapan Bisa Menjadi Obat" karya Lee Ki-Joo memberikan pandangan mendalam tentang pentingnya memilih kata-kata. Dalam bukunya, Lee Ki-Joo mengibaratkan ucapan seperti obat: bisa menyembuhkan, tapi juga bisa jadi racun jika digunakan sembarangan. Jadi, yuk kita bahas gimana cara memilih kata yang tepat agar komunikasi kita jadi lebih efektif dan nggak bikin orang lain terluka!

Ucapan Sebagai Kekuatan

Kata-kata memiliki kekuatan yang luar biasa. Mungkin kita sering lupa bahwa apa yang kita ucapkan bisa berdampak besar pada orang lain. Kata-kata bisa jadi penyemangat yang bikin seseorang lebih percaya diri, tapi bisa juga jadi senjata yang melukai perasaan mereka.

Lee Ki-Joo menekankan bahwa ucapan itu seperti pedang bermata dua. Satu sisi bisa digunakan untuk melindungi, sementara sisi lainnya bisa menyakiti. Ini artinya, setiap kali kita berbicara, kita punya pilihan: apakah kita ingin memberikan energi positif atau malah menyebarkan rasa sakit?

Memahami Makna Kata

Kadang, kita nggak sadar kalau cara kita menyampaikan sesuatu bisa berbeda maknanya buat orang lain. Misalnya, saat kita berkata, "Kamu kok keliatan capek banget sih?", mungkin kita berniat menunjukkan perhatian. Tapi di telinga orang lain, ini bisa terdengar seperti kritik terhadap penampilan mereka.

Menurut Lee Ki-Joo, salah satu kesalahan umum dalam berkomunikasi adalah ketika kita hanya fokus pada apa yang ingin kita sampaikan, tanpa memikirkan bagaimana orang lain akan menerima pesan itu. Di sinilah pentingnya memahami makna kata. Kata-kata yang sama bisa punya efek yang sangat berbeda, tergantung pada situasi, konteks, dan siapa yang mendengarnya.

Empati: Kunci Memilih Kata yang Tepat

Salah satu poin utama dari buku ini adalah pentingnya empati dalam berkomunikasi. Empati artinya kita mencoba memahami perasaan dan kondisi orang lain sebelum berbicara. Dengan kata lain, sebelum kita mengucapkan sesuatu, ada baiknya kita berpikir, "Bagaimana ya perasaan orang ini kalau aku bilang begitu?"

Misalnya, ketika ada teman yang curhat tentang masalah pribadinya, dibandingkan mengatakan, "Ya udah, terima aja kenyataannya," mungkin lebih bijak jika kita bilang, "Aku bisa bayangin itu pasti berat buat kamu. Aku ada di sini kalau kamu butuh teman cerita." Kata-kata kedua menunjukkan lebih banyak empati dan perhatian, dan kemungkinan besar akan diterima dengan lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun