Mohon tunggu...
Didik Yulianto
Didik Yulianto Mohon Tunggu... -

Aku Bodoh Untuk Belajar, Aku Hina Untuk Mulia, Aku Miskin Untuk Kaya.\r\n#Aku Penebar Cinta Sekaligus Keonaran\r\nTwitter @DidikDoanks

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Teman Kecilku

7 Juni 2013   10:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:24 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai Alya, baca cerpen singkat ini ya.... Gara-gara suka nonton drama, anime dan semua yang berhubungan dengan film jepang saya jadi pingin menulis cerita ini. Ini tentang sahabat masa kecilku...

Namanya Alya, anaknya Pak Ustadz di kampungku. Dia adalah teman semasa SD dulu, setelah bertahun-tahun berpisah akhirnya kami bertemu lagi di kota yang konon lebih kejam dari Ibu tiri bernama Jakarta.

Setelah lulus SD, saya pergi meninggalkan kampungku di pedalaman dan tinggal bersama Nenek untuk melanjutkan sekolah SMP. SMA saya masih tinggal sama beliau, setelah lulus baru pergi ke Jakarta. Katanya, di Jakarta banyak duitnya. Akupun tergoda untuk cari duit di Jakarta, tak lupa melanjutkan pendidikan. Penting, katanya ilmu menjaga kita kalau harta musti kita yang jagain.

Bertahun-tahun tinggal di Jakarta, tak disangka tak di duga ketemu lagi sama Teman Kecilku, si Alya anak Ustadz di kampungku :D. Si Alya yang dulu kecil, lucu, pinter, sekarang sudah menjadi sosok dewasa yang anggun, cerdas dan masih lucu. Ngobrol panjang lebar, kesana kemari, muter-muter, cerita masa lalu dan juga pengalaman masing-masing. Udah itu aja...

Sambungan yang di atas, seperti biasa tukeran nomor juga PIN BB lalu silaturahmi pun berlanjut seperti biasa. Lebaran mudik bareng, main bareng, balik lagi ke Jakarta pun bareng juga. Dan setahun belakangan kami jarang komunikasi karena kesibukan masing-masing. Kami hanya saling sapa kalau ada hal penting yang mau disampaikan. Tapi entah belakangan justru terjadi sesuatu yang aneh, whats wrong? Kemarin memang liburan memperingati Isra' Mi'raj, dan dia pergi liburan ke Tangerang, aku mau ke Kota Tua ga jadi karena ada kompeni. Akhirnya seharian suntuk di kamar mainan twitter sama bikin rusuh di kompasiana :D . Menjelang maghrib tiba-tiba pingin BBM, dan ini adalah percakapan yang aneh karena aku yang manja.

M "Aku cemburu, kamu jalan2 aku cuma di kamar :-("

A "hehehe,, maaf,, jangan manyun donk,, :-)" balesnya 4 menit kemudian.

M "Minta oleh-oleh :D" lanjut, modus.

A "Apa, aq dah d jalan pulang" balesnya sedikit alay

M "Ok (y) take you care. Met sholat maghrib". Lanjut lagi

A " :-) tengkyu" mengakhriri obrolan

------

------

------

------

------

Break dulu, sholat maghrib, ngaji, kemudian lanjut lagi twitteran, bikin rusuh lagi di kompasiana :D. Ga tau deh, aku juga bingung tiba-tiba inget dia lagi. BBM lagi ah...

M "Udah sampe rumah?"

A ...tiga menit kemudian (kling, kling) "Alhamdulillah, baru nyampe :-) '

M "Ga ada oleh2nya ya? nagih

A bales lagi "ada nih,, di rumah :-) , tapi kalau kamu kesini keburu abis kali :P" emang temen kecil.

M "emang ga niat, habis tempat saudaramu kah?" kepo deh pokoknya.

A "enggak,, ya kamu minta oleh2 apa emangnya? habis dr BSD, terus ke bogor terus pulang,,.

sebenernya mau bilang minta hatimu kayak di tipi-tipi, tapi kelihatannya terlalu frontal jadinya pasang emot malu aja.

A ... kling kling "kamu kenapa pipinya merah2 gitu,, Habis ditonjokin siapa?"

M "... Kamu, KDRT" (pasang emot angry). Angry apa hangry? bingung, lanjut....

A "haaaaaaaaaaaaa?" jawaban singkat

M "Malah mangap *jejelinKebab"

A "Mauuuuuuu" jawabnya.

Sampai obrolan yang tidak penting, segala upil, teroris, Ahok yang mau bakar jakarta juga dibawa-bawa. Akhirnya kemaleman juga, mungkin dia sudah ngantuk dan sudah waktunya mengucapkan

M "Met istirahat ya :-) "

A "Akhir2 perhatian amat sama aq,, hayo kenapa hayooo?"

I don't know what happen, may be there something in my heart. But I know there someone special in my live now.  Dan Aku Memilih Setia (Fatin Shidqia). Kami sudah bersama-sama selama enam tahun lamanya, kami pernah jadi pasangan menari saat kelas 3 SD. Semua teman-teman kami berharap kami berjodoh, tak terkecuali my mom...

Fiksi Loh ya... :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun