Rasulullah bercerita adanya Jibril, Jibril datang kepadaku dan memberikan pelajaran. Seakan-akan pelajaran itu untuk Rasulullah saw. akan tetapi, sesungguhnya pelajaran itu adalah untuk kita. Untuk kita Renungkan dan kemudian kita amalkan sebaik-baiknya dalam kehidupan kita.Â
"Hiduplah sesukamu, maka sesungguhnya engkau adalah orang yang mati".
Pesan ini sesungguhnya mengingatkan kepada kita, bahwa manusia punya peluang untuk hidup sesukanya. Tetapi bagi seorang muslim yang beriman kepada Allah Swt. kita tidak boleh hidup sesukanya. Karena setiap kita pasti meninggal dan dibalik meninggal itu pada saatnya nanti ada pertanggungjawaban kita kepada Allah Swt.Â
Ketika kita meninggal tersisa tempat kita adalah tempat yang sempit dan gelap. Maka amal perbuatan kita di dunia inilah, yang akan melapangkan, dan menerangi tempat kita itu, serta amal kitalah yang menemaninya. Nanti pada saatnya kita berhadapan kepada Allah Swt. Maka kita akan mendapatkan pengadilan yang seadil-adilnya dan setiap perilaku kita akan mendapatkan pertanyaan.
"Sesungguhnya pendengaran kita, penglihatan kita, bahkan nurani kita yang membimbing kita. Adakah kita akan mengikutinya atau kita mengabaikannya semua itu akan mendapatkan pertanyaan".
Rasulullah saw. kemudian melanjutkan "Cintailah sesukamu apapun yang ada di bumi ini, tapi ingatlah Sesungguhnya engkau pasti akan berpisah kepada yang kau cintai itu".
Hanya cinta kita karena Allah-lah terhadap apa yang di bumi ini, yang cinta yang mengekalkan cinta kita itu sampai pada akhirnya kita jumpai di surga nanti. Kita mencintai istri dan anak kita, kita mencintai harta kita kita mencintai segala jabatan yang kita miliki. Mengekalkan adalah jika cinta kita itu dilandasi kepada cinta kita kepada Allah Swt.
Kalaulah tidak sebelum kita mati cinta itu bisa kita lepaskan apalah kita sudah meninggal semuanya tidak lagi dapat kita miliki. bahkan mungkin menjadi rebutan dan bencana bagi keluarga yang kita cintai tanpa kita berikan pendidikan agama.
Rasulullah saw. kemudian melanjutkan "Berbuatlah engkau sesukamu, tapi ingatlah setiap perbuatanmu pasti ada balasannya".Â
Sebagai seorang muslim yang beriman kepada Allah, selalu setiap waktu kita hitung kita perhatikan setiap kita akan melakukan adakah ini mendapatkan ridho dari Allah Swt. Maka rasulullah mengajarkan setiap apapun amal yang kita kerjakan, sesederhana apapun amal itu kita mulai dengan "Bismillahirrohmanirrohim" kita mulai semua karena Allah.
Dan ketahuilah bahwa kehormatan Hakiki seorang mukmin adalah, ketika dia mampu qiyamul lail kepada Allah Swt. Setiap kita yang muslim dalam setiap detik kehidupan kita haruslah mengingat Allah, tetapi yang paling mulia adalah manakala kita bisa mengingat Allah Swt. Menegakkan tulang punggung kita untuk beribadah kepadanya di waktu yang setiap manusia kadang enggan untuk melakukannya.Â
Tidak banyak diantara Kita sadar untuk qiyamul lail dengan alasan amal kita yang lain sudah cukup, tetapi kadang-kadang kita rela menghidupkan alarm kita sekedar untuk menonton sepak bola. 30 hari kita bangun untuk menonton sepak bola jam 2 malam, tetapi untuk qiyamul lail kita punya permaafan kepada Allah Swt.
Rasulullah mengingatkan kemuliaan seorang mukmin adalah manakala, ia mampu menguatkan dirinya untuk berhadapan dengan Allah di waktu yang dicintai oleh Allah Swt.
Dan kemuliaan sejati seorang manusia adalah manakala ia merasa cukup dari manusia yang lain, dan dari makhluk yang lain kecuali ia berdoa semoga Allah yang mencukupinya. Sehingga karena kecukupan itu datang dari Allah, dia berusaha membantu kecukupan orang-orang di sekelilingnya, tidak berharap semata-mata kepada manusia kecuali karena Allah Swt.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H