Mohon tunggu...
Usman Didi Khamdani
Usman Didi Khamdani Mohon Tunggu... Programmer - Menulislah dengan benar. Namun jika tulisan kita adalah hoaks belaka, lebih baik jangan menulis

Kompasianer Brebes | KBC-43

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kemungkinan Kita Bisa Kembali ke Masa Lalu

7 Juli 2020   19:43 Diperbarui: 7 Juli 2020   19:53 1499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat sedang mengenang kembali masa lalu, terutama masa-masa yang indah, di waktu yang sedang suram saat kita mengenangnya, disadari atau tidak, kita mungkin pernah mengandaikan untuk kembali ke masa-masa tersebut. 

Atau ketika menemukan satu titik waktu di mana kita membuat sebuah keputusan atau langkah yang keliru sehingga menghasilkan sesuatu yang tidak kita inginkan sekarang ini, mungkin terlintas dalam benak kita seandainya kita bisa kembali ke titik waktu itu dan menarik kembali atau mengubah keputusan dan langkah yang pernah kita pilih. 

Secara teori, perjalanan kembali ke masa lalu mungkin adanya[1], meski masih menjadi perdebatan pula. Terutama terkait dengan beberapa paradoks yang menyertainya.

Paradoks adalah sesuatu yang karena dua atau beberapa kondisinya yang saling bertolak belakang dianggap mustahil untuk terjadi. 

Pinokio, sebagaimana kita tahu, hidungnya akan berubah menjadi panjang jika dia berkata bohong. Suatu kali dia tiba-tiba berkata, "hidungku berubah panjang sekarang." Apa yang akan terjadi? Apakah hidung Pinokio akan benar-benar berubah panjang? 

Satu sisi Pinokio berkata bohong, karena hidungnya tidak panjang. Dan karena Pinokio bohong, maka hidungnya pun menjadi panjang. Namun, jika hidung Pinokio menjadi panjang, berarti Pinokio pun tidak bohong, dong?

Nah, itulah salah satu contoh dari paradoks.

Salah satu teori yang menguatkan keyakinan orang tentang kemungkinan adanya perjalanan waktu adalah Teori Relativitas dari Albert Einstein. Secara umum, sebagaimana digambarkan oleh fisikawan ternama Indonesia, Yohanes Surya dalam sebuah tulisannya[2], bahwa semakin besar kecepatan gerak suatu benda, waktu akan berjalan semakin lambat bagi benda tersebut. Saat kecepatannya mendekati kecepatan cahaya, waktu berjalan sangat lambat. Dan ketika suatu benda bisa bergerak dengan kecepatan melebihi kecepatan cahaya, waktu akan berjalan begitu lambatnya sehingga ia bisa kembali ke posisi awal dengan sangat cepat. Saking cepatnya, benda itu sudah kembali berada di posisi awalnya sebelum benda itu mulai bergerak, yang berarti benda itu sudah melakukan perjalanan menembus waktu ke masa lalunya sendiri!

Meski demikian, banyak orang pun percaya bahwa perjalanan waktu itu kemungkinan besar tidak mungkin. Bahwa setiap teori yang memperbolehkan perjalanan waktu menuntut bahwa semua isu kausalitas harus terpecahkan[3], di mana banyak paradoks terkait perjalanan waktu, terutama ke masa lalu, yang belum terpecahkan.

Berikut adalah beberapa paradoks terkait perjalanan waktu ke masa lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun