Alih-alih menjawab, Abu Nawas kemudian mengambil pasir yang ada di halaman rumahnya lalu mengusir utusan Sang Raja itu untuk kembali ke istana.
Sang Raja pun menjadi geram. Sang Raja kembali memerintahkan untuk menjemput Abu Nawas dan bila perlu menyeretnya jika melawan.
Akhirnya Abu Nawas pun berhasil dihadirkan ke hadapan Sang Raja.
Di hadapan Sang Raja, Abu Nawas kembali berlagak tidak waras. Bahkan bertindak semakin ngawur. Hingga akhirnya Sang Raja pun naik pitam. Dan memerintahkan untuk memberi hukuman kepada Abu Nawas. Abu Nawas kemudian dipukul sebanyak 25 kali.
Abu Nawas pun kemudian disuruh pulang kembali.
Ketika hendak keluar dari istana, di pintu gerbang istana, Abu Nawas dicegat oleh seorang pengawal.
"Abu Nawas, jangan pergi dulu dong. Kamu harus memenuhi kesepakatan kita dulu. Bukankah dulu kamu sepakat kalau kamu mendapatkan hadiah dari Sang Raja, maka separuhnya akan kamu berikan kepadaku?"
Abu Nawas tersenyum. "Tenang, kawan. Jangankan separuh, semuanya pun dapat aku berikan kepadamu."
Penjaga gerbang nampak tersenyum girang. Namun, tiba-tiba Abu Nawas pun mengambil sebatang kayu yang cukup besar dan memukul penjaga tersebut sebanyak 25 kali hingga penjaga gerbang pun jatuh tersungkur, pingsan. Abu Nawas pun meneruskan langkahnya untuk pulang ke rumah.
Setelah siuman, penjaga gerbang itu kemudian menghadap ke Sang Raja dan melaporkan kalau ia telah dianiaya oleh Abu Nawas. Abu Nawas pun kembali dipanggil ke istana.
"Benar kamu telah memukuli penjaga itu?" tanya Sang Raja kepada Abu Nawas yang kini ada di hadapannya, sambil menunjuk ke arah penjaga gerbang.