Di saat yang satu begitu berjuang dengan sungguh-sungguh untuk membuat proteksi terhadap corona, yang satunya seolah cuek, hingga himbauan dan peraturan semacam physical distancing cenderung diabaikan. Tempat-tempat yang semestinya sepi, tetap saja berbondong-bondong dikunjungi hingga kerumunan pun tidak dapat dihindarkan.
Selalu Ada yang Menyalakan Sumbu
Dalam kondisi-kondisi krisis semacam pandemi sekarang ini, sangat disayangkan selalu saja ada pihak yang memanfaatkan situasi demi keuntungan diri sendiri. Selalu saja ada yang menyalakan sumbu, agar konflik selalu menyala.
Perbedaan pandangan yang ada, alih-alih dicarikan titik temunya, justeru semakin diperuncing. Kepanikan dan ketakutan justru kadang sengaja dibangun untuk menciptakan kesempatan guna mendulang keuntungan. Â
Keberadaan pihak ketiga inilah yang sebenarnya sungguh disayangkan. Pihak ketiga, yang bisa saja kehadirannya tanpa disadarinya sendiri. Pihak ketiga yang bisa saja mewujud sebagai kita, pewarta. Demi mencari rating dan popularitas, kita membuat konten asal konten yang justeru memperkeruh suasana.
Konten yang tidak berdasar pada bukti atau fakta yang jelas. Konten dengan sumber asal comot dan tidak diteliti lagi dengan hati-hati bahkan sengaja dicari-cari untuk mendukung konten yang kita buat. Konten yang terkadang tidak manusiawi.
Jika pihak pertama dan kedua di atas, pada akhirnya sebenarnya mempunyai harapan yang sama, bahwa pandemi ini akan segera berakhir karena bagaimanapun menciptakan ketidaknyamanan pada mereka, maka pihak ketiga ini, mungkin tidak berharap demikian. Ketakutan akan kehilangan pundi-pundi penghasilan, mengalahkan rasa kemanusiawian yang semestinya ada.
Mudah-mudahan kita tidak termasuk dari bagian orang-orang yang hanya mementingkan diri kita sendiri. Kita dapat (terus) berpartisipasi pula untuk meredam gejolak dan pergesekan-pergesekan akibat beda pandangan terhadap corona, agar bagaimanapun, corona pun cepat segera berlalu. Salam.
Simak juga tulisan-tulisan KBC-43 menarik lainnya:
Inilah Protokol Kerja Pasca PSBB Diakhiri
"Bunraku", Hasrat Manusia untuk Menjadi yang Paling Berkuasa
Memahami Logika "Berdamai dengan Corona"