pelangi, pelangi
alangkah indahmu
merah, kuning, hijau
di langit yang biru
Ya, itulah lagu Pelangi yang telah sejak kecil akrab di telinga kita dan kerap pula kita nyanyikan, terutama saat langit kembali terang selepas hujan dan di sana kita lihat lengkungan berwarna merah, kuning, hijau. Lagu yang mungkin menjadi pelajaran pertama kita tentang pelangi sebelum kita mengenalnya lebih detail melalui pelajaran IPA atau sains di bangku sekolah dasar.
Pelangi memang fenomena alam yang terbentuk seperti lengkungan busur yang terbentang lebar di langit. Pelangi terbentuk karena terjadinya pembiasan sinar matahari terhadap tetes-tetes hujan. Warna yang terjadi karena adanya pembiasan tersebut pun sebenarnya tidak hanya merah, kuning dan hijau, namun terdiri dari tujuh rangkaian warna yag kita kenal pula dengan singkatan mejikuhibiniu yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu sesuai urutan susunan warna dalam pelangi.
Namun, tahukah bahwa pelangi pun ada yang tidak mempunyai warna?
Pelangi Bulat Utuh
Sebelum kita membahas tentang pelangi yang tanpa warna, kita perlu tahu juga jika sebenarnya, secara teori, pelangi terbentuk sebagai lingkaran penuh yang bulat 360 derajat. Ini tidak lain sebagai refleksi dari matahari sendiri yang berbentuk bulat. Namun, karena faktor jarak dan ketinggian, pelangi yang dapat tertangkap oleh mata kita biasanya hanya 50 persennya saja, sehingga terlihat seperti garis busur.
Video di bawah ini memperlihatkan bentuk pelangi secara bulat.
Pilot-pilot seringkali melaporkan melihat fenomena seperti pelangi bulat tersebut. Namun kebanyakan yang mereka lihat sebenarnya adalah fenomena halo atau cincin cahaya.
Halo adalah fenomena optis berupa lingkaran cahaya di sekitar matahari dan bulan, dan kadang-kadang pada sumber cahaya lain seperti lampu penerangan jalan. Ada berbagai macam halo, tetapi umumnya halo muncul disebabkan oleh kristal es pada awan cirrus yang dingin yang berada 5--10 km atau 3--6 mil di lapisan atas troposfer. Fenomena ini bergantung pada bentuk dan arah kristal es, cahaya matahari direfleksikan dan dibiaskan oleh permukaan es yang berbentuk batang atau prisma sehingga sinar matahari menjadi terpecah kedalam beberapa warna karena efek dispersi udara dan dipantulkan ke arah tertentu, sama seperti pada pelangi [1].
Busur Kabut (Fog Bow)
Ya, meski mungkin hampir tidak pernah kita lihat atau bahkan belum pernah kita lihat sama sekali, pelangi pun memang ada yang tidak mempunyai warna. Fenomena ini disebut dengan busur kabut (fog bow) atau ada juga yang menyebutnya pelangi putih (white rainbow).
Proses terjadinya pelangi putih hampir mirip dengan pelangi pada umumnya, yaitu adanya pembiasan sinar matahari pada udara yang dipenuhi tetesan air. Perbedaannya adalah pada tetesan tersebut di mana pada pelangi putih tetesan air lebih kecil yang biasanya juga terjadi tidak hanya pada hujan namun juga lebih sering pada kabut, yang hal tersebut menyebabkannya disebut sebagai busur kabut. Karena tetesan yang sangat kecil inilah yang lebih kecil dari 0,05 mm (0,0020 inci) yang menyebabkan warna yang dibiaskan hampir tidak terlihat atau hanya terlihat berwarna putih saja.
Referensi:
Baca juga artikel-artikel KBC-43 menarik lainnya:
Memaknai Kemenangan dalam Idul Fitri
Memahami Logika "Berdamai dengan Corona"
2020: Antara Revolusi dan Reformasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H