Mohon tunggu...
Usman Didi Khamdani
Usman Didi Khamdani Mohon Tunggu... Programmer - Menulislah dengan benar. Namun jika tulisan kita adalah hoaks belaka, lebih baik jangan menulis

Kompasianer Brebes | KBC-43

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Membuat Aplikasi Web dan Android Tanpa Kemampuan Koding, Bisa!

20 Mei 2020   03:53 Diperbarui: 20 Mei 2020   04:40 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
MIT App Inventor | https://appinventor.mit.edu

Ya. Serius. Saya sedang tidak bercanda. Kita bisa melakukannya.

Jadi, jika kita adalah orang yang awam dengan dunia pemrograman dan ingin, misalnya membuat website sendiri yang bisa memampang tulisan-tulisan atau karya-karya digital kita atau untuk memajang produk-produk kita, atau kita ingin membuat sendiri aplikasi Android yang bisa dipajang di Play Store dan dapat diunduh orang dari seantero jagad, maka jawabannya adalah bisa.

Dulu, sebelum orang-orang seperti Alm. Eka Tjipta Widjaja dan Alm. Ciputra mendirikan perusahaan properti yang menyediakan perumahan siap huni bagi kita, mempunyai rumah itu termasuk ribed. Kita mesti menyiapkan tanah atau lahan, kemudian mencari orang-orang yang kompeten dan bisa kita percaya untuk membuat rumah. 

Kini, mempunyai atau membeli rumah itu seperti membeli kacang goreng. Asal dananya sudah siap dan mencukupi, kita bisa memilih rumah dari yang sederhana hingga yang mewah, dari yang berada di pinggiran kota hingga yang ada di tengah-tengah kota, seperti yang kita inginkan. Dan, begitupun aplikasi saat ini.

Koding

Aplikasi adalah bagian dari perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas pada komputer. Misalnya aplikasi pengolah kata, aplikasi pemutar audio atau video, aplikasi membuat gambar, dan sebagainya. Komputer di sini tidak terbatas pada komputer desktop atau laptop seperti yang kita kenal, namun mencakup semua mesin pengolah data, termasuk gadget atau perangkat pintar seperti netbook dan smartphone.  

Komputer terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras atau hardware adalah bagian dari mesin komputer yang kasat mata seperti  CPU, RAM dan hard drive. Sedangkan perangkat lunak atau software adalah bagian dari mesin komputer yang tidak berwujud. 

Pada sebuah komputer biasanya dipasang sebuah atau beberapa sistem operasi. Sistem operasi adalah perangkat lunak yang berfungsi mengatur perangkat keras agar aplikasi-aplikasi yang ada dapat menjalankan fungsinya. Contoh sistem operasi misalnya Windows dan Linux yang dipasang pada komputer desktop atau laptop, atau Android yang dipasang pada smartphone. 

Dalam memberikan perintah ke perangkat keras, perangkat lunak menggunakan bahasa mesin yang terdiri dari angka binner 0 dan 1. Sementara aplikasi dibuat atau ditulis dengan menggunakan bahasa yang cenderung dipahami manusia. Kita menuliskan sederatan kode yang kemudian diterjemahkan oleh perangkat lunak menjadi kode binner agar dapat dipahami oleh perangkat keras. 

Deretan kode yang kita tulis menjadi aplikasi disebut dengan kode sumber atau source code. Source code ditulis menggunakan bahasa pemrograman yang bermacam-macam. misalnya C++, Java, Python dan PHP. Proses membuat source code inilah yang disebut dengan koding (coding). 

Aplikasi sendiri terbagi menjadi dua, yaitu aplikasi yang dapat dijalankan secara langsung dan aplikasi yang membutuhkan interpreter atau penerjemah. Source code yang kita tulis menjadi aplikasi yang dijalankan secara langsung, akan dikompilasi terlebih dahulu menjadi sebuah aplikasi atau program binner dan program inilah yang kemudian akan kita jalankan (misalnya pada komputer Windows kita bisa menemukannya berupa file yang berekstensi .exe atau .msi). Contoh bahasa pemrograman yang digunakan adalah C++ dan Java.

Adapun source code yang dijalankan dengan interpreter contohnya yang ditulis menggunakan bahasa pemrograman Python yang filenya berekstensi .py dan PHP yang filenya berekstensi .php. Jika aplikasi yang telah dikompilasi menjadi file .exe atau .msi tidak dapat lagi dibaca source code-nya, maka source code berbasis Python dan PHP masih dapat kita baca saat kita membuka filenya.

IDE, Framework dan CMS

Di jaman internet sekarang ini, website hampir menjadi sesuatu yang wajib dimiliki oleh para pelaku usaha ataupun mereka yang berkepentingan untuk dapat selalu dihubungi oleh orang atau pihak lain. 

Website dapat dikatakan merupakan rumah atau kantor virtual yang kita miliki di internet. 

Website biasanya berisi informasi lengkap tentang pemiliknya, terutama profil, alamat dan nomor kontak. Pada website biasanya disediakan pula fasilitas agar pengunjung dapat dengan langsung menghubungi pemilik dengan mengisi form yang tersedia maupun dengan mengklik tombol yang akan menghubungkan langsung dengan pemilik misalnya melalui WhatsApp. Website bisa berfungsi juga sebagai galeri atau portal yaitu website yang dirancang khusus misalnya untuk jurnalisme warga seperti Kompasiana ini.

Website terdiri dari halaman-halaman yang saling berdiri sendiri di mana masing-masing halaman berisi informasi spesifik sesuai judul halaman namun bisanya saling bertautan, dalam arti bisa dapat saling mengakses, misalnya kita dapat pergi ke halaman A melalui halaman B dan sebaliknya. Masing-masing halaman diberi pintu atau link untuk menuju halaman lainnya.

Secara teknis website ditulis dalam kode-kode HTML. Kode-kode HTML ini yang kemudian akan dibaca oleh browser semacam Chrome. Ibarat website itu sebuah masakan yang tersajikan, kode HTML adalah resep masakan yang diberikan kepada browser selalu koki untuk kemudian meramunya dan menyajikannya menjadi makanan atau minuman, maksud saya, website. 

Kode-kode HTML mengatur konten apa saja yang akan ditampilkan sekaligus tata letaknya, di mana konten-konten yang ada akan diletakkan.

Agar menjadi lebih indah, tidak kaku, dan juga interaktif, pada kode-kode HTML dapat disisipi pula kode-kode CSS ataupun JavaScript. Sementara agar isi konten dapat dinamis, dapat disisipi pula kode-kode PHP.

Seperti membuat rumah, awalnya membuat website pun agak sedikit merepotkan, atau bahkan benar-benar merepotkan. Kita harus hafal kode-kode HTML dan lainnya beserta aturan sintaksisnya agar bisa menuliskannya dengan benar. Namun seiring perkembangan teknologi, menulis source code website menjadi semakin mudah dengan munculnya berbagai program IDE seperti Dreamweaver yang membantu kita untuk membuat aplikasi website. 

Belakangan, membuat website pun semakin mudah dengan adanya framework dan CMS. Jika framework, seperti halnya IDE ditujukan untuk kita yang telah menguasai atau memahami sedikit banyak tentang bahasa-bahasa pemrograman web, maka CMS dapat digunakan oleh siapapun bahkan yang masih awam dengan pemrograman web. Ibarat rumah siap huni, dengan CMS kita bisa membuat website secara instan, yang bahkan hanya dalam hitungan menit dapat langsung online di internet.

WordPress

sumber: globalizingworld.net
sumber: globalizingworld.net

WordPress merupakan salah satu CMS yang cukup populer di mana 36% website yang ada di dunia ini dibuat menggunakan WordPress. Selain memang mudah dan user friendly untuk digunakan, WordPress pun bersifat gratis. Untuk menggunakan WordPress, kita bisa mendaftarkan diri secara gratis di situs wordpress.com. Nantinya kita akan mempunyai alamat situs misalnya usmandidikhamdani.wordpress.com.

Kita pun dapat menggunakan WordPress untuk domain atau situs yang telah atau akan kita buat sendiri baik sebagai halaman utama ataupun halaman tambahan (subdomain) misalnya hanya untuk blog saja seperti blog.edelweis-art.com yang merupakan bagian dari edelweis-art.com.

Untuk membuat atau mengelola website pada situs kita menggunakan WordPress, kita cukup melakukannya dari halaman panel kontrol situs dengan memilih layanan atau aplikasi WordPress yang secara default telah disediakan.

Setalah website berhasil dibuat, selanjutnya kita tinggal menyesuaikan tema dan konten utamanya. Setelah selesai, kita pun sudah mulai dapat membuat halaman-halaman web yang kita perlukan menggunakan editor yang telah disediakan.

Jangan khawatir jika kita merasa bingung pada awal-awalnya. Di internet telah tersedia banyak panduan ataupun tutorial yang telah ditulis oleh para pengguna WordPress lainnya, terutama untuk pengguna baru, yang dapat kita cari melalui website pencarian semacam Google dan Bing.

Selain WordPress, CMS lainnya yang tersedia antara lain Joomla dan Drupal.

Membuat Aplikasi Android dengan MIT App Inventor

Selain membuat website, membuat aplikasi Android pun saat ini bukan hal yang mustahil lagi bagi kita yang masih awam. Berbagai situs menyediakan layanan yang memungkinkan kita untuk membuat aplikasi Android sendiri secara gratis dan mudah tentunya.

Salah satu layanan tersebut adalah MIT App Inventor yang dapat diakses melalui alamat appinventor.mit.edu. Sesuai namanya, layanan ini memang disediakan oleh Institut Teknologi Massachussetts (MIT) Amerika Serikat.

Untuk menggunakan layanan MIT App Inventor kita cukup mendaftar atau login menggunakan gmail kita. Selanjutnya kita dapat memulai membuat aplikasi Android seperti yang kita inginkan.

MIT App Inventor | https://appinventor.mit.edu
MIT App Inventor | https://appinventor.mit.edu

Seperti pada gambar di atas, membuat aplikasi Android menggunakan MIT App Inventor sangat mudah karena menggunakan model drag and drop.

MIT App Inventor juga dilengkapi dengan Panduan yang sangat lengkap sehingga kita tidak perlu khawatir jika mengalami kebingungan.

Selain MIT App Inventor tersedia juga layanan-layanan lain misalnya AppsGeyser, Appy Pie, dan Andromo.

Mudah-mudahan bermanfaat. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun