Hidup ini penuh masalah, penuh ketegangan. Hidup ini penuh resiko. Resiko yang kadang hadir mewujud sebagai bahaya dan bencana untuk dihadapi kita, manusia, seorang diri. Kita, manusia, yang tercipta dengan keadaan dan kemampuan yang berbeda-beda.
Ada yang mempunyai fisik lengkap tanpa cacat. Ada yang mesti melewati hari-hari dengan bergantung pada kursi roda. Ada yang kuat menghadapi tekanan hidup. Namun banyak juga yang rapuh, mudah depresi dan putus asa.
Manusia pun terkadang rakus dan korup. Tanpa pengawasan dan keterbukaan, terkadang sulit untuk mendapatkan rasa tanggung jawab darinya.
Negara yang dikuasai oleh manusia-manusia yang rakus dan korup adalah sebuah ironi dan ancaman untuk kesejahteraan bersama dan ancaman untuk kelangsungan negara itu sendiri.
Ketidaksempurnaan manusia di ataslah yang kemudian mencoba ditawarkan Circle, sebuah perusahaan teknologi penyedia layanan data dan sosial media layaknya Google dan Facebook, kepada masyarakat melalui sistem berbagi data dan pengalaman langsung.
Dengan propaganda yang meyakinkan bahwa jika semua orang yang tergabung dalam Circle mau saling berbagi data dan pengalaman kehidupannya sehari-hari secara transparan dan langsung, maka segala persoalan yang dihadapi dapat dipecahkan secara bersama-sama. Seorang yang terjebak terombang-ambing di tengah lautan karena terjatuh dari perahu kayaknya, dapat langsung mendapatkan pertolongan.
Seorang yang tidak dapat mewujudkan impiannya untuk mendaki gunung, menonton konser ataupun pergi ke tempat-tempat indah di dunia ini, akan dapat menikmatinya dari pengalaman langsung yang dibagikan orang lain, yang terhubung dalam Circle.
Pun kita tidak perlu khawatir dengan buruknya kinerja wakil-wakil kita di parlemen, karena segala aktifitas dan bahkan data-data pribadi mereka sekalipun, dapat diakses setiap saat oleh siapapun, melalui Circle.
Bahkan, dengan program yang tengah dikembangkan Circle pula, yaitu berupa chip yang ditanamkan pada setiap pengguna Circle, dengan konektivitas yang menjadi tanpa jeda lagi, semua pengguna Circle pun akan menjadi semakin terjamin pengawasannya.Â
Secrets are lies. Sharing is caring. Privacy is theft. Rahasia adalah dusta. Berbagi adalah peduli. Privasi adalah pencurian. Demikian moto yang digaungkan Circle.
Berkah sekaligus Ancaman
Kisah tentang perusahaan di atas, menjelang dini hari tadi, kembali ditayangkan melalui sebuah kanal televisi swasta Indonesia, dalam sebuah film dengan judul yang sama dengan nama perusahaan tersebut, The Circle.Â
Film besutan sutradara James Ponsoldt pada tahun 2017 yang skenarionya ditulis juga olehnya berkolaborasi dengan novelis Dave Eggers berdasarkan adaptasi dari sebuah novel Eggerrs dengan judul yang sama yang diterbitkan pada tahun 2013.
Melalui kisah The Circle tersebut, agaknya Eggers, disamping mewartakan tentang kemajuan teknologi sebagai berkah bagi kehidupan manusia yang secara niscaya memang telah banyak membantu manusia guna menjalani hidupnya, sekaligus ingin memberi peringatan tentang acaman dari bahaya teknologi ketika manusia sudah tidak dapat lagi mengendalikannya.
Adalah Mae Holland, yang diperankan dengan sangat apik oleh aktris yang melejit namanya lewat film Harry Potter, Emma Watson.
Mae, setelah mengalami kebuntuan karirnya kemudian diterima bekerja di Circle melalui temannya yang terlebih dahulu telah bekerja di Circle, Annie, yang diperankan oleh Karen Gillan, aktris dan mantan model asal Skotlandia yang belakangan turut membintangi dua episode layar lebar Avenger: Invinity War dan End Game sebagai Nebula. Â
Mae awalnya agak canggung dan bimbang bekerja di Circle terutama berkaitan dengan privasi datanya yang dituntut transparansinya sebagai syarat utama untuk bergabung di lingkungan Circle.
Terlebih setelah mendapatkan masukan dari Ty Gospodinov (diperankan oleh John Boyega yang terkenal juga sebagai pemeran Finn dalam beberapa episode layar lebar Stars Wars).
Ty yang merupakan perancang sistem Circle. Ty mengungkapkan kepada Mae bahwa Circle yang sekarang telah melenceng dari tujuan awalnya menciptakan sistem teknologi tersebut.
Namun, lambat laun, justeru Mae-lah yang kemudian memberikan masukan kepada eksekutif Circle, Eamon Bailey (Tom Hanks) dan Tom Stenton (Patton Oswalt), agar Circle semakin mencengkramkan kuasanya.
Agar Circle dapat menjadi satu-satunya perusahaan yang dapat mengatur dan memenuhi segala kebutuhan semua manusia di manapun berada yang bahkan bersifat pribadi.
Circle, dapat benar-benar menghubungkan semua orang bahkan dengan mereka yang sulit atau tidak pernah terlacak sebelumnya.
Dengan layanan mesin pencari SearchCircle, terbukti memang Circle dapat menemukan buronan yang bahkan telah sejak lama bersembunyi. Search Circle memanfaatkan konektivitas semua pengguna Circle.
Ketika sebuah pencarian dilakukan, pencarian tersebut kemudian diumumkan, diteruskan ke aplikasi semua pengguna Circle.
Para pengguna Circle pun dapat secara aktif ikut melakukan pencarian dan melalui fitur kamera pada aplikasi Circle, data atau obyek yang ditemukan kemudian diteruskan ke server Circle untuk dianalisa secara langsung hingga kemudian benar-benar dipastikan kecocokannya.
Ema pun kemudian secara sukarela menayangkan semua aktifitas kehidupannya secara langsung melalui jejaring Circle dari bangun tidur hingga akan beranjak tidur. Tak ada batas privasi lagi dalam kehidupannya.
Kesadaran Ema akan ancaman Circle terhadap privasi dan keselamatan manusia, kembali setelah kekasihnya, Mercer (Ellar Coltrane), justru menjadi korban dari Circle. Mercer adalah salah seorang yang tidak setuju dengan adanya Circle.
Telah lama Mercer menghilang sejak setelah melampiaskan kemarahannya kepada Mae yang tanpa permisi mengunggah foto karya kriya Mercer yang terbuat dari tanduk rusa.
Kemarahan Mercer kepada Mae disebabkan karena setelah foto tersebut tersebar luas, banyak orang yang kemudian meneror Mercer sebagai predator yang membantai rusa-rusa. Bahkan Mercer sempat mendapat ancaman. Padahal Mercer tidak pernah membunuh rusa-rusa.
Mercer tewas dalam upaya pencarian dirinya yang dilakukan Mae atas dorongan rekan-rekannya di Circle melalui SearchCircle. Beberapa pengguna Circle kemudian dapat menemukan Mercer.
Namun, Mercer yang kemudian melarikan diri, karena merasa terancam, akhirnya mengalami kecelakaan saat menghindari pengejaran para pengguna Circle.
Mae pun kemudian berupaya memperbaiki sistem yang ada di Circle dengan dibantu Ty. Terutama membongkar kebohongan dan ketamakan Bailey dan Tom yang sebenarnya ingin memanfaatkan data para pengguna Circle untuk dijual.
Demikianlah, manusia memang tidak ditakdirkan untuk secara otonom dapat mengontrol dan mengendalikan kehidupannya, terlebih kehidupan semua umat manusia.
Mengubah privasi menjadi aset bersama yang terbuka meski dengan dalih kepentingan bersama adalah hal yang sangat sulit dilakukan, jika tidak mustahil adanya.
Manusia tetaplah membutuhkan privasi. Pun nafsu, ambisi serta keserakahan yang secara fitrah melekat pada manusia senantiasa akan selalu menjadi penghalang.
Secrets are not lies. Sharing isn't always caring. Privacy is not theft. Rahasia bukanlah dusta. Berbagi tidak selamanya peduli. Privasi bukanlah pencurian.
Yang dapat dan mesti kita lakukan adalah, bagaimana memaksimalkan manfaat teknologi untuk membantu kehidupan kita dan kemaslahatan bersama tanpa merusak ruang privasi.
Jika kemudian masih tersisa persoalan-persoalan yang tidak dapat dipecahkan karena keterbatasan privasi, pada akhirnya kita hidup memang untuk menghadapi persoalan-persoalan. Salam.
Simak artikel-artikel KBC-43 menarik lainnya:
Covid-19, Isu Kiamat, dan Ketakutan Terhadap Kematian
Benarkah Kita Boleh Menulis Puisi Semau Kita Sendiri?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H