jalanan menghitam oleh langit
yang kelam—cuaca menepi pada angin.
mercury di sudut jalan
memudar.
orang-orang menikmati nasi
di warung Wartini
sementara tak jauh di sebelah
—masih satu tepian jalan
seseorang menggorek tong sampah
berpacu dengan alunan dangdut
dari sebuah toko busana
mencari sisa-sisa nasi
—tanpa busana rapi.
dadanya telanjang
menantang angin malam
dan …
rambutnya gimbal
kumis dan jenggotnya jarang-jarang*
serta …
membawa gembolan*
dan iapun kembali
melangkah dan
melangkahi langkahnya
yang telah terlangkahi
langkah-langkah
—tanpa arah.
* dinukil dari lirik sebuah lagu Iwan Fals
Baca puisi-puisi KBC-43 menarik lainnya:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H