Mohon tunggu...
Usman Didi Khamdani
Usman Didi Khamdani Mohon Tunggu... Programmer - Menulislah dengan benar. Namun jika tulisan kita adalah hoaks belaka, lebih baik jangan menulis

Kompasianer Brebes | KBC-43

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pembunuhan di Rue Morgue (Bag. 1)

15 Maret 2020   16:32 Diperbarui: 16 Maret 2020   00:18 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto ilustrasi pada cerita asli | The Murder in The Rue Morgue-Edgar Allan Poe

            "Ya, tidak dapat diragukan!" kataku.

            Mulanya aku tidak melihat keganjilan di sini. Dupin sepakat denganku, dengan pemikiranku. Ini, tentu, nampak bagiku wajar saja. Untuk beberapa saat aku kembali melangkah, dan merenung; tapi tiba-tiba aku sadar Dupin telah sepakat dengan sesuatu yang masih sebuah pemikiran. Aku tidak pernah mengatakan sepatah katapun. 

Aku berhenti melangkah dan berpaling ke temanku. "Dupin," kataku, "Dupin, ini di luar pemahamanku. Bagaimana kau dapat tahu aku sedang berpikir tentang ..."sampai di sini aku berhenti, sekedar mengujinya, untuk mengetahui apakah dia benar-benar tahu pemikiranku yang tersembunyi.

            "Bagaimana aku tahu kau sedang berpikir tentang Chantilly? Kenapa kau berhenti? Kau sedang berpikir Chantilly terlalu kecil untuk lakon-lakon yang dia mainkan.

            "Itulah sesungguhnya yang sedang aku pikirkan. Tapi, katakana padaku, demi nama Tuhan, dengan cara---jika ada cara---apa kau dapat melihat ke dalam batinku dalam hal ini."

            "Penjual buah."

            "Penjual buah? Aku tidak tahu ada penjual  buah."

            "Aku maksud laki-laki yang berlari ke arahmu saat kita memasuki jalan ini---kira-kira sepuluh atau lima belas menit yang lalu, mungkin kurang."

            "Ya; ya, benar, aku ingat sekarang. Seorang penjual buah, membawa sekeranjang besar apel di atas kepalanya, hampir membuatku jatuh. Tapi aku tidak mengerti kenapa penjual buah itu dapat membuatku berpikir tentang Chantilly---atau, jika dia dapat, bagaimana kau dapat mengetahuinya."

            "Akan ku jelaskan. Dengarkan baik-baik sekarang:

            "Mari kita telusuri pemikiranmu dari penjual buah itu ke pemain lakon, Chantilly. Pemikiran itu mengalir seperti ini: dari penjual buah itu ke batu-batu jalanan, dari batu-batu jalanan ke "Stereotomy", dan dari "Stereotomy" ke Epicurus", ke Orion, dan lalu ke Chantilly.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun