Angka-angka tersebut menjadi gambaran, betapa rokok sudah menjadi barang yang seharusnya dapat dialihkan ke pengeluaran yang lebih bermanfaat baik dari segi kesehatan maupun dari segi sosial ekonomi. Miris, jika melihat di masyarakat kita yang terkadang harus mengorbankan pendidikan anak dengan alasan klise tidak ada biaya. Padahal pengeluaran rokok tersebut jika ditabungkan untuk pendidikan, saya kira cukup untuk membiayai pendidikan hingga setingkat SMA. Melalui momentum ini, yang terpenting adalah upaya serius pemerintah daerah dalam mengurangi ketergantungan konsumsi rokok penduduk Jember demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
Jelaslah, bahwa penduduk yang dikategorikan miskin ternyata banyak mengonsumsi rokok. Dan ironisnya, kondisi kehidupan ekonominya acap kali tak senikmat hisapan sebatang rokok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H