Mohon tunggu...
Didik Sedyadi
Didik Sedyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Akik Combong Pengasihan Perempuan

19 Juni 2016   09:13 Diperbarui: 19 Juni 2016   09:15 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini Gono gelisah.

Besok ulang tahunnya yang ke 35. Busyet! Gumamnya. Apa Tuhan lupa mengirim jodoh untukku? Kata-katanya semacam menyalahkan Tuhan. Namun ia mencoba menghibur diri untuk tidak lagi menyalahkan Tuhan. Ia takut menjadi atheis.

“Kau pakai ini ... akik combong, akik pengasihan! Kalau mau ketemu jodoh!” kata Drona sambil menyodorkan cincin akik raflesia coklat combong. Gono menerimanya, kemudian melihat dengan seksama.

“Memang bisa memikat perempuan?”

“Beuuuh! Coba dulu, baru kamu percaya!”

“Aku pinjam dulu boleh?”

“Ya nggak laaah .... masa mau mikat perempuan pakai barang pinjaman. Beliii!”

“Berapa harganya?”

“Tigaratus saja!”

“Busyeeeett..... mahal amat!”

“Kamu untuk mendapat perempuan harga segitu dibilang mahal? Ini cincin ada penunggunya lho! Bisa memberikan aura baik buatmu! ”

“Hmh ..... yaaa... sudahlah!”

Akhirnya dengan menjual ayam bangkok piaraannya, Gono memiliki cincin akik combong. Setelah memperoleh seambrek wejangan dari Drona, pemuda itu yakin sebentar lagi akan mendapatkan perempuan.

Pertama ia mengunjungi Narsih, gadis yang diincarnya. Tetapi nihil. Gadis itu malah ketahuan dibonceng Harto. Ia tidak putus asa. Hari-hari berikutnya ia coba ke banyak perempuan tak ada yang kepincut dengan dirinya. Ketika pikirannya hampir konslet, ia peri ke pasar. Bukankah di pasar banyak peremuan? Pikirnya. Namun apa lacur? Tak ada pula yang menengok barang satupun.

Akhirya setelah sebulan ia datangi Drona.

“Ini akik combong pelet asihan apaan Dron? Kau menipuku ya?”

“Aaah enggak .... coba sini aku lihat ada troubleapa dengan isi si combong ini!” kata Drona seraya meminta cincin. Gono memberikan dengan tidak yakin.

“Periksa yang beneeer!”

Sambil memegang cincin, mata Drona terpejam. Bibirnya komat-kamit. Beberapa saat kemudian Drona menempelkan cincin di telinganya. Matanya masih terpejam. Bebarapa saat kemudian Drona melek kembali. Ia menggelengkan kepalanya.

“Ada apa?”

“Gawat... begitu kata penunggu cincin ini!”

“Apa katanya?”

“Ada satu masalah yang kamu miliki, mengapa perempuan itu nggak pada suka sama kamu!”

“Apa itu?” tanya Gono penasaran.

“Kata jin.... katanya kamu kurang tampan!”

“Setan! Dasar jin setan! Menghina banget!” Gono berteriak marah dikatakan kurang tampan oleh jin penunggu akik combong.

“Tapi memang begitu kata jin!”

“Dron! Kembalikan uangku, cincin itu kamu ambil kembali!”

“Jangan keburu marah Gon, kata jin .... masih ada satu kesempatan lagi. Dalam waktu dua minggu ini ada perempuan yang suka sama kamu. Cobalah! Percayalah! Yakinlah!”

Akhirnya Gono menyerah. Ia mencoba kali terakhir kata-kata Drona, barangkali saja kata-kata jin itu benar. Ia kali akan memperoleh perempuan yang menyukainya.

***

Selang dua minggu Gono tegesa-gesa mengunjungi Drona. Ia marah-marah.

“Drona.... Droooon! Perempuan mah ada yang mengejar-ngejar aku, bahkan aku sampai risih, hiii .... ngak level banget! Aku nggak suka! Perempuannya jelek banget. Jangankan menyentuh, lihatnya saja aku sudah muak!”

“Oooo .... jadi benar kata jin itu kan? Kamu akan dikejar-kejar wanita sesuai selera!“

“Selera apaan?”

“Ya selera jin laaah!”

Gono melongo mendengar kata-kata Drona. Cincin akik combong pengasihan perempuan jatuh dari tangannya. ***

Majalengka, 19 Juni 2016

000000-tips-1vx-5765ff83ef7e61d7038b456a.jpg
000000-tips-1vx-5765ff83ef7e61d7038b456a.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun