“Pasti ia akan datang ke rumahmu.”
“Ngapain?”
“Ya ngelamar laaah!” kata Nurani sambil terkekeh-kekeh.
“Kacaw kamu ah Nur! Kalau yang datang perempuan kaya kamu?”
“Waaah ... jangan deh!”
***
Tanggal 13 April 2016.
Pagi-pagi April memarkir motornya di depan teras. Gadis itu berniat datang ke sekolah, walaupun dapat dipastikan tinggal sedikit teman-temannya yang ada di sana. Yang penting Nurani akan datang, dan mungkin beberapa teman yang ada bisa membuat acara mendadak.
Usai sarapan gadis itu keluar rumah. Ia mengambil helm dan mencangklong tas. Ketika ia menghampiri motornya, matanya terbelalak. Ya Allaaaah! Pekiknya. Ia melihat di jok motornya tergeletak stiker kaligrafi dengan bunga tulip kuning.
Dengan tangan gemetar ia meraih stiker itu. Tanggal 13 April. Ini adalah hari ulang tahunnya. Gadis itu mengatubkan bibir. Dadanya bergetak. Ia menoleh ke arah jalan. Ia kaget ketika mendengar deru motor dengan cepat menjauh di gang depan rumahnya. Ia mengejar. Terlambat. Ia hanya sempat melihat pengendara motor yang tergesa berbelok di gang satunya lagi. April mendesah. Ia menggelengkan kepala. Tapi ia memastikan bahwa itu laki-laki.
Perlahan gadis itu menyusuri gang depan rumahnya, mengikuti arah pengendara sepeda motor misterius. Hatinya penasaran. Ia ingin tahu banget, siapa yang mengirim stiker kaligrafi tulip kuning yang kini keduanya ada di dalam tasnya.