“Nggak... nggak tahu......”
“Maafkan Wira kalau begitu, maaf ucapanku tadi.....”
April menyeka air mata dengan punggung tangannya. Tak diduga Wirawan menyorongkan saputangan.
"Pakai ini ..... " katanya perlahan. April menoleh. Matanya masih basah.
"Enggak Wir, terima kasih."
"Ya sudah nggak apa-apa. Tapi kalau kamu nangis gitu aku suka melihatnya...."
"Hhh!"
"Aku yang gagal saja nggak nangis, kamu yang sukses malah nangis."
"Wiraa!"
"Air matanya artistik! Hihi.... cantiiik....."
"Wiraaaa!! Sebel, sebel, sebeeeel!"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!