Yang masih bertahan tentunya adalah penggemar batu (dan juga permata) tulen. Penggemar yang bukan hanya ikut-ikutan. Anda bisa melihat siapa saja penggemar batu akik tulen di waktu-waktu sekarang. Liriklah jari tangannya, jika dia masih memakai paling tidak satu buah, berprasangka baiklah kepadanya bahwa dia adalah penggemar batu akik tulen. Apalagi jika di jari-jari tangannya masih ada dua (satu di kiri, satu di kanan).
Tengoklah teman-teman Anda, bahkan mungkin Anda sendiri. Jika dulu di jari tangan teman Anda atau Anda sendiri dulu ber-akik, sekarang tidak, legakanlah diri Anda jika ada yang mengatakan bahwa memakai / mengumpulkan akik bukan hobby bagi Anda. Lebih menyakitkan lagi jika ada yang mengatakan bahwa Anda adalah korban booming akik. Tapi tak apa, terima saja dengan balas seloroh sesuka Anda. Kondisi yang berkaitan dengan akik, janganlah dijadikan jalan bertengkar dengan teman Anda.
Bagaimana ketika Cincin Akik tak lagi Dipakai?
Banyak cara yang dilakukan penggemar akik untuk mengistirahatkan koleksi yang dipunyai. Mungkin salah satu alternatifnya adalah dibuat hiasan dinding.
Mau mencoba cara ini? Boleh juga. Teknik penyimpanan tentunya sesuai selera. Jadikan akik (baik yang lepas maupun yang ber-emban) sebagai barang seni, sama seperti lukisan, kruistik, batik atau apa saja yang bisa dipajang di dinding. Untuk apa? Tentu untuk dilihat para tamu yang datang di rumah kita. Bukankah kita memasang pajangan di ruang tamu untuk dilihat oleh orang lain juga?
Mungkinkah Booming Akik akan Ada Lagi?
Melihat contoh kegemaran orang-orang Indonesia, untuk mengharapkan akik menjadi tren lagi bisa juga. Tapi menduga hal tersebut tak akan terulang, boleh juga. Banyak anggota masyarakat di negara kita yang suka ramai-ramai membentuk komunitas musiman. Sebut saja misalnya komunitas Sepeda Motor Tahun 1980-an dan Komunitas Sepeda Ontel. Ketertarikan masyarakat akan dua obyek tersebut menjadikan sepeda motor kuno dan sepeda kuno telah mendongkrak harga jual. Tetapi sekarang apakah masih berlanjut? Tampaknya sulit.
Dengan analogi ini, rasanya booming batu akik tak akan ada lagi. Jika tak ada lagi bagaimana? Biarlah semua menjadi catatan perjalanan sejarah katagori hobby orang Indonesia. ***
Majalengka, 30 Desember 2015
 *) Keterangan Gambar Utama: Cincin Akik - dok. pribadi