4. Di Banjarnegara
Melihat kondisi semacam itu, tampaknya dugaan sebagian orang (tentunya pula dengan mengamati kondisi per periode, baik harian, mingguan atau bulanan) akan menjadi kenyataan. Akik mati. Tak ada yang salah atas kondisi semacam ini. Para spekulan yang dulu berbondong-bondong menjadi pedagang batu karena kondisi yang menggiurkan, sekarang tinggal merenungi nasibnya sambil melihat barang dagangan yang tak laku-laku. Diobralpun masih belum laku juga. Tempat pecah batu dan penggosokan batu pun demikian, sepi. Perbincangan tentang batu akik tak ada lagi. Batu-batu unik (mantan juara kontes) pun tak lagi menarik untuk dibahas.
Jika ini boleh dikatakan sampel, tampaknya di daerah-daerah lain kondisinya tidak jauh berbeda.Â
Siapa yang Masih Bertahan?