Mohon tunggu...
Didik Sedyadi
Didik Sedyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ibunda dr. Andra itu Teman Sekelasku

15 November 2015   18:45 Diperbarui: 15 November 2015   19:58 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 (Sebuah Catatan Kecil)

1

Perjalanan karir dokter Andra (Alm) hingga wafat minggu menyita sebagian besar bangsa Indonesia. Duka, bela sungkawa, sanjungan, pujian, atau yang lain komentar atas pengabdiannya di daerah pedalaman sempat membuncah. Sebagai catatan dalam hidup manusia, ini adalah sebuah kompromi antara makhluk dengan khalik. Tak ada campur tangan manusia. Eksak.

2

Peristiwa meninggalnya seseorang adalah biasa. Namun bagi beberapa anak manusia, kadang peristiwa ini memiliki kesan, arti, hikmah, dan yang lain secara berbeda-beda, tergantung sejauh mana anak manusia itu tersekat dengan peristiwa tersebut. Keluarga, sanak saudara, dan handai taulan adalah sekat yang paling dekat. Tetangga, kolega , atasan, dan sejenisnya adalah sekatan berikutnya.

3

Adalah Ristansiah Prihartini, ibunda dr. Andra (Alm), dalam sekatan berikutnya adalah teman saya waktu SMA. Ketika itu kami duduk di kelas II IPA 2 SMA Negeri 1 Purwokerto, waktu itu saya sebagai ketua kelas. Ristan (demikian dia dipanggil) merupakan anak yang ceria, banyak tawa banyak canda, supel, hingga banyak teman. Maka ketika pertama membaca status FB teman se-SMA, Bambang Setiawan, tentang keadaan dr. Andra, putra Ristan, menjadi terkesiap. Ketika berita selanjutnya mengatakan bahwa dr. Andra  meninggal, tentu teman-teman seangkatan Ristan turut berduka cita.

4

Bagaimana tidak, tanggal 09 Agustus 2015 (sekitar 3 bulan yang lalu) , kami alumni SMAN 2 Purwokerto lulusan 1984 baru saja mengadakan Reuni di Hotel Aston Cirebon. Tentu saja, reuni adalah upaya untuk melihat keanehan  akan wajah-wajah yang semakin tua , keriput, dan seluruh atribut fisik orang tua. Namun keceriaan tak bisa dihindarkan setelah 30 tahun berpisah. Tertawa lepas. Gaplok-gaplokan (apa pula ini?), bermain bersama (membayangkan masih anak-anak SMA) dan sejenisnya.

Tak terkecuali Ristan, sifat cerianya masih sangat kental. Belum berubah hingga saat kemarin reuni itu. Bahkan saya sempat merekam (video) kegiatan teman-teman, saya ambil screenshot dari tayangan videonya pas Ristan sedang tertawa lepas, bahkan sempat saya insert-kan ke komen FB-nya.

5

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun