Suatu hari di hingar acara pelajaran matematika (memang hingar bingar kok, kalau nggak hingar bingar ya dihingar bingarkan). Sebagai ice breaking guru menyampaikan beberapa kisah matematikawan.
Guru
:
Kita mengenal system koordinat Cartesius. Rene des Cartes-lah yang menemukannya, sehingga manusia sekarang mudah untuk menentukan posisi suatu benda. Yaah semuanya, di acuan bidang Cartesius biasa, maupun koordinat kutub.
Rene des Cartes ini ketika menemukan system koordinat yang fenomenal itu ketika ia sakit, ketika lumah-lumah, terlentang di pembaringan, ia melihat kotak-kotak plafond , langit-langit kamar …. Naah dari sanalah ia dapatkan konsep dasar terciptanya system koordinat Cartesius.
Murid 1
:
Jadi orang besar itu sakitnya membawa manfaat ya Pak!
Guru
:
Haiya laaah …. Beda dengan kita, pusing sedikit tidak masuk sekolah. Kedinginan tidak masuk kerja. Beda etos kerjanya……. Mau dilanjut kisah yang lain?
Murid-murid
:
Mauuuuuuuuuuuuuuuu……….
Guru
:
Sekarang kisah Archimides. Ia seorag matematikawan dan penggila ilmu pengetahuan di zamannya. Kira-kira 200 tahun sebelum masehi. Tokoh ini lahir di Cyracuse, Sisilia. Buah pikiran pada peletakan teori tentang luas, pusat gravitasi dan cabang matematika semacam kalkulus.
Murid 2
:
Pak kakak saya juga penggemar kalkulus! (Dia celutuk)
Guru
:
Lho? Bukannya kakakmu itu kuliahnya di jurusan Sejarah?
Murid 2
:
Iya Pak, kakakku punya prinsip KALKULUS, KALAU KULIAH ASAL LULUS!
Murid-murid
:
Huuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu……………………………….
Guru
:
Ya intermezzo itu! Lanjut! Arrchimides dengan karyanya dalam bidang fisika mekanika mempopulerkan pengungkit (tuas) dan kerek (katrol) serta teori mekanik tentang kerja senjata mesin yang ditakuti negara tetangganya , Romawi.
Murid 3
:
Pak kok sejarah ceritanya panjang banget!
Guru
:
Haiya laaah, kalau pendek namanya Cerpen!
Murid 3
:
Oooo gitu ya? (Garuk-garuk kepala)
Guru
:
Ketika itu negara Sisilia diserang Romawi hingga dikuasai. Suatu hari komandan Romawi, jenderal Marvellus memerintahkan tentaranya untuk menjemput Archimides menghadapnya. Namun apa yang terjadi? Archimides yang sedang mengotak-atik ilmu matematika baru menolaknya, ia mengatakan : Aku tak mau menghadap, ini penemuanku belum kelar, sedikit lagi. Karena kesal tak mau dipaksa ikut, akhirnya tentara yang menjemput kesal, Archimides dipenggal kepalanya di situ juga.
Murid-murid
:
Alhamdulillaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhh……..
Guru
:
Kok alhamudulillah?
Murid 5
:
Pak, kalau Archimides tidak dibunuh, ilmu apa lagi yang harus kami pelajari? Ini saja sudah ruwet. Pytgahoras, Leibniz, Napier, Argand …… bagi kami ilmuwan itu tidak berjasa, tapi menyiksa, karena kami para siswa harus mengikuti penemuan-penemuannya !
Guru
:
Tobaaaat! Anak kayak kamu dulu kok bisa masuk sekolah ini ya?
"Original -
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI