Setiap orang selalu berharap bahwa rejeki yang diperoleh adalah rejeki yang diperoleh dari jalan yang baik, yang halal dan thoyib. Sebuah keterpaksaan ketika Darwin mengutarakan keadaanya kepada sahabatnya.
Darwin
:
Enak kalian, Ranto dari rejeki dari berdagang, mudah-mudahan berkah.
Ranto
:
Amin doanya Win!
Darwin
:
Mahmud juga, jadi agen gas. Mudah-mudahan juga rejekinya lancar. Gas tidak diganti dengan minyak goreng.
Mahmud
:
Maksudnya?
Darwin
:
Kan dulu minyak tanah, diganti gas, siapa tahu nanti diganti dengan minyak goreng!
Mahmud
:
Tuuuh mulai kumat ngawurnya! Kamu juga enak, jadi PNS, tinggal nunggu tanggal satu tiap bulan.
Darwin
:
Tapi terus terang saja, kadang-kadang selain dari gaji rutin tanggal satu, saya terima bonus-bonus lain.
Temannya
:
Naaaahhhhhh itu …. dapat bonus lagi!
Darwin
:
Tapi ya begitulah, saya minta saran, kali saya terus terang bahwa bonus-bonus yang saya peroleh itu dari jalan jelek!
Ranto
:
Apa??? Nggak boleh begitu. Itu dosa! Kasihan anak istrimu.
Mahmud
:
Iya itu, kami sebagai teman kamu juga merasa malu kalau sahabatnya itu mendapatkan rejeki dari jalan jelek.
Darwin
:
Biar, sepertinya anak istriku membiarkan aku mendapatkan rejeki dari jalan jelek.
Ranto
:
Waaah… gawat tuh!
Darwin
:
Ya bagaimana lagi sebagai PNS bagian lapangan di dinas bina marga, memang pekerjaan kami, termasuk yang bonus-bonus itu dari jalan jelek!
Mahmud
:
Korupsi dana proyek ya?
Darwin
:
Bukan!
Ranto
:
Terus apa?
Darwin
:
Ya bagaimana mungkin kami di dinas bina marga dapat proyek dari jalan baik, sebab jalan baik itu tidak memerlukan kegiatan perbaikan.
Ranto
:
Maksudnya?
Darwin
:
Yang perlu perbaikan itu jalan jelek! Perlu ditambal, diaspal lagi, tentu RAB-nya perlu dibuat dulu, kalau disetujui nanti uangnya cair, uang proyek perbaikan jalan-jalan yang jelek. Termasuk untuk uang makan kami. Itulah rejeki kami dari jalan jelek! Kalau jalan baik, kan tidak perlu ditambal, tidak perlu biaya perbaikan. Iya kan?
Mahmud
:
Oalaaaahhhhh……  Win, win, …… sialan banget sampai ikut prihatin tadinya.
Darwin
:
Ya, nanti aku traktir jajan dari rejeki jalan jelek!
Teman2nya
:
Mau kalau begitu mah!
Original :
Baru dapat ide tadi sore (22-02-2015) di perjalanan Majalengka Bandung ketika melewati jalan-jalan yang pada bergelombang dan bolong-bolong.
Kalau ide ini pernah ditayangkan orang lain, ya maaf saja!
blog pribadi : didiksedyadi.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H