Mohon tunggu...
Didik Djunaedi
Didik Djunaedi Mohon Tunggu... Editor - Penulis, Editor dan Penikmat Hiburan

Editor, penulis, dan penikmat hiburan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Iklan Anti-iPhone 5 dari Samsung

16 September 2012   02:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:24 1199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persaingan di dunia teknologi mobile memang semakin seru dan sengit. Masing-masing vendor berlomba-lomba mengeluarkan gadget mutakhirnya dan berharap dilirik lalu dibeli oleh konsumen. Sejak muncul iPhone pada 2007 lalu diikuti beberapa ponsel berplatform Android, ponsel berjulukan smartphone sudah semakin jamak, meninggalkan ponsel biasa atau lebih sering disebut feature phone. Fungsi Internet yang mendukung jejaring sosial yang semakin marak, penggunaan email semakin meluas, chatting yang relatif lebih murah dibandingkan SMS, bahkan menelepon gratis dengan aplikasi tertentu mendongkrak dan meramaikan penjualan smartphone. Di antara riuh-rendah persaingan, setidaknya ada dua nama vendor yang kali ini mendominasi, Apple dengan seri iPhone-nya dan Samsung dengan berbagai model dan seri Galaxy. Secara penjualan keseluruhan (smartphone dan feature phone) Samsung memang menguasai pasar, tapi berdasarkan jenis smartphone dan bahkan per jenis ponsel, Apple memiliki pangsa pasar tertinggi dengan masing-masing seri iPhone. Apple dalam kurun waktu 5 tahun, sejak pertama kali terjun ke teknologi mobile, langsung melesat sebagai jawara dengan menjual tidak kurang dari 244 juta unit hanya dengan lima model (belum termasuk iPhone 5). Sedangkan Samsung sejak kurun waktu yang sama telah mengeluarkan lebih dari 200 model. Belum vendor lain, HTC yang mengeluarkan lebih dari 150 model. Bisa dibayangkan seolah-olah iPhone seperti jagoan yang diserbu ratusan, bahkan ribuan, pasukan dari berbagai penjuru. Lalu muncul istilah seperti iPhone killer dan sebagainya. Dan sejauh ini sang jagoan belum mati-mati, bahkan semakin menguat, terbukti dengan seri terbaru iPhone 5 yang diserbu bak kacang goreng, ludes dalam satu jam, meskipun dicela habis-habisan karena tidak dianggap mengusung sesuatu yang Wow! oleh sebagian pengamat. Persaingan teknologi ini diwarnai pula dengan perang paten yang memang terdengar sangat melelahkan dan pastinya menguras biaya yang tidak sedikit dari pihak penggugat dan tergugat. Kabar terakhir Apple memenangi kasus penjiplakan paten terhadap Samsung dan tuntutan balik Samsung terbukti tidak benar atas Apple. [caption id="attachment_199284" align="alignleft" width="300" caption="Iklan Galaxy S2"][/caption] Perseteruan ini berlangsung pula dalam pembuatan iklan, baik iklan audio visual (TV) maupun cetak. Tercatat beberapa kali Samsung "menyinggung" Apple melalui iklan-iklannya. Yang pertama, dalam iklan TV Samsung Galaxy S2 mengolok-olok antrean panjang calon pembeli iPhone dan yang terbaru tersiar kabar seperti dinyatakan Business Insider bahwa iklan cetak Samsung Galaxy S3 membandingkan dengan iPhone 5 tapi dengan fitur yang tidak lengkap seolah-olah aplikasi dan fitur iPhone 5 sangat terbatas karena tidak memiliki fitur natif yang ada di Galaxy S3. Samsung juga pernah menggunakan strategi beriklan yang juga memakai model iklan yang pernah digunakan oleh iPhone. Bentuk iklan semacam itu mungkin sah-sah saja di sana (penyebutan/penampakan merk lain), tapi beberapa pengamat di Amerika Serikat sendiri menyayangkan tindakan Samsung dan menganggap Samsung tidak etis dan menunjukkan betapa desperate-nya perusahaan yang saat ini menjadi vendor terbesar tersebut dalam persaingan industri mobile. Boleh-boleh saja melakukan penyerangan melalui iklan, ujung-ujungnya konsumen yang akan menilai dan menentukan pilihan sesuai pendapat dan keinginan mereka. [caption id="attachment_199283" align="aligncenter" width="413" caption="Iklan cetak Samsung Galaxy S3 yang beredar di AS."]

13477633821524320730
13477633821524320730
[/caption] Sumber: Business Insider

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun