Mohon tunggu...
Didik Djunaedi
Didik Djunaedi Mohon Tunggu... Editor - Penulis, Editor dan Penikmat Hiburan

Editor, penulis, dan penikmat hiburan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Apakah Media Sosial "Tsu" Termasuk Scam?

15 Januari 2015   18:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:05 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sudah pernah menulis tentang tsu di postingan sebelumnya di sini. Saat itu saya baru beberapa hari mendaftar sebagai pengguna tsu dan masih belum tahu apa yang akan terjadi dengan media sosial baru ini selanjutnya. Saat itu pengguna tsu seperti dilaporkan ZDNet baru sekitar sejuta setelah empat minggu diluncurkan. Kini, sekitar dua bulan kemudian, pengguna tsu sudah berkembang sekitar dua juta di seluruh dunia.

Saat membuat tulisan ini saya telah 20 hari bergabung dan telah ada beberapa tulisan di Kompasiana yang juga membahas tentang media sosial buatan Sebastian Sobczak ini. Ada pro dan kontra di seputar tulisan tersebut tentang konsep tsu yang tergolong baru ini, atau bisa juga dianggap bukan hal baru karena sudah ada yang memulai sebelumnya dalam bentuk lain.

Yang paling banyak disorot tentang tsu dan mungkin diragukan adalah konsep pembayaran setiap postingan di tsu dalam bentuk royalty. Ketika mendengar mendapat penghasilan, dalam bentuk dollar pula, dari Internet reaksi sebagai orang pasti ini semacam scam atau penipuan. Wajar saja, karena memang banyak sekali bertebaran di dunia maya website yang menawarkan penghasilan, bahkan dengan iming-iming jadi bisa jadi kaya ala miliuner.

Apakah tsu mengiming-imingi hal semacam itu? Tentu saja tidak. Seandainya tsu mengobral janji akan membayar setiap postingan dengan puluhan atau ratusan dollar dalam waktu singkat, saya pun akan mundur teratur dan berpikir seribu kali untuk sign up. Dan tsu tidak memungut pembayaran se-sen pun untuk mendaftar. GRATIS. Jadi, kalau seandainya tsu tidak membayar, kita juga tidak merasa dirugikan.

Apa yang dilakukan tsu sebetulnya bukan hal baru, seperti dinyatakan Sebastian sendiri, seperti saya kutip di tulisan saya sebelumnya, tsu ini mengikuti konsep Youtube yang fenomenal dan sukses secara global dengan membagi keuntungan ke pengunggah video dari iklan yang mereka peroleh. Demikian juga dengan tsu, semua ada hitungan bagi hasil yang masuk akal. Dan tsu berani membagikan 90% dari hasil iklan ke pengguna.

Dengan konsep seperti Youtube itu, pengguna tsu yang hanya sesekali posting dan postingannya tidak mendatangkan view, like dan comment dalam jumlah yang memadai tentu saja tidak bisa berharap akan mendapatkan royalty. Semakin ramai postingan yang kita buat, semakin besar nilainya. Dan di tsu ini menerapkan konsep referral atau referensi atau bisa juga dianggap member get member. Kita akan dapat sepertiga dari postingan rekrutan kita yang mendatangkan royalty.

Besarnya payout atau cash out atau penarikan penghasilan yang akan dikirim dalam bentuk cek minimal $100. Mungkin dalam hitung-hitungan normal jumlah ini akan sangat sulit tercapai atau terkumpul, tapi dengan sistem Family Tree dan kekuatan viral bisa saja tercapai. Tapi, jangan takut, tsu juga menyediakan fitur transfer peer-to-peer atau donasi ke yayasan nirlaba yang terdaftar jika kita memang bermurah hati ingin menyumbangkan perolehan kita. Pemilik yayasan amal bisa mendaftarkan ke tsu sebagai penerima donasi dari pengguna tsu, jumlah donasi ini bisa berapa pun, tidak harus mencapai batas minimal payout.

Tentang fitur yang ada di tsu sebetulnya tidak jauh berbeda dengan media sosial umumnya. Syarat minimal untuk bersosialisasi di dunia maya terpenuhi, ada Diary atau timeline, fitur like dan comment, Message (untuk berkirim pesan antarpengguna), notifikasi. Selain itu, ada Family Tree yang menggambarkan secara rapi hubungan antar teman kita dalam Network, seperti Children dan Grandchildren. Lalu ada bagian Analytics yang membuat grafik banyaknya view, like, dan comment yang kita peroleh setiap hari dan juga rincian terhadap setiap postingan. Hal ini hanya bisa kita dapatkan di Page-nya Facebook.

Untuk mendaftar jadi pengguna tsu, kita harus menggunakan link yang dimiliki teman yang telah terdaftar atau masuk ke www.tsu.co dengan memasukkan short code yang merupakan username dari teman kita, misalnya dikk21, milik saya.

Jadi, kalau kita berharap jadi kaya dari tsu memang agak mustahil. Setidaknya tsu adalah bentuk lain dari media sosial yang menawarkan kontrol terhadap postingan kita seperti dinyatakan dalam website-nya. Kontrol tersebut termasuk hak yang kita dapatkan sebagai pembuat postingan. Memang tidak bisa dipungkiri, ada banyak pengguna tsu yang melakukan spamming dengan membuat komentar yang copy-paste demi banyak mendapatkan traffic yang ramai. Akan tetapi, pihak tsu berjanji akan mengontrol bentuk-bentuk spamming seperti itu, termasuk konten porno dan mengandung unsur penghinaan politik, ras dan agama, tentu saja menurut standar mereka.

Lalu, sudah berapa dollar yang saya dapatkan selama 20 hari ini? Begitu banyak pertanyaan seperti ini yang saya dapatakan dari teman-teman saya. Perlu dijawab gak ya? Silakan daftar dan jadi Children saya deh untuk tahu jawabannya. Hahaha... It’s not all about the money, but I like the concept of tsu, belajar berbagi dengan sesama.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun